Allah, Kota Bentengku.

Mazmur 48
Minggu Epifania ke-5

Kebanggaan Israel adalah Yerusalem, ibu kota negara mereka, dan
Bait Allah yang berdiri di Bukit Sion, di Yerusalem tersebut.
Yerusalem dengan Bait Allahnya adalah lambang kehadiran Allah
sebagai Raja mereka. Selama Yerusalem dan Bait Allahnya ada,
maka mereka meyakini bahwa Allah juga hadir menyertai dan
memberkati mereka (ayat 2-4).


Pemazmur menggubah puisinya itu melalui pengalaman menyaksikan
bagaimana bangsa-bangsa lain yang jauh lebih kuat daripada
Israel tidak mampu mengalahkannya dalam peperangan demi
peperangan karena Allah hadir di tengah-tengah Israel (ayat 5-9).
Sebagai akibatnya kehadiran Allah di tengah-tengah Israel
juga telah menimbulkan kemashyuran-Nya sampai ke seluruh bumi
(ayat 11).


Maka sekarang, pemazmur mengajak umat Tuhan untuk memuji dan
membesarkan Allah yang senantiasa hadir di tengah-tengah mereka.
Biarlah pengalaman di masa lampau akan kehadiran dan kesetiaan
Allah menjadi pengharapan bagi generasi-generasi kemudian, yaitu
bahwa Allah akan tetap hadir di tengah-tengah mereka sepasti
kota yang berbenteng teguh itu berdiri (ayat 13-15).


Memang, sekarang kita sebagai umat Perjanjian Baru tidak lagi
melihat kehadiran kota Yerusalem dan Bait Allahnya sebagai
kehadiran Allah atas umat-Nya masa kini. Kita diajak oleh Tuhan
Yesus untuk mengimani Allah yang hadir tidak dibatasi ruang dan
waktu (Yoh. 4:21), tetapi Allah yang menyatakan kehadiran-Nya
sebagai Roh (ayat 24). Yang dibutuhkan untuk menyembah Allah
sedemikian adalah roh kita sendiri dan hidup kita yang melakukan
kebenaran. Dengan kata lain, Allah hadir dan memberkati setiap
orang yang rohnya menyembah Dia, dan hidupnya mengamalkan
kebenaran-Nya.


Renungkan:
Di mana saja, kapan saja, pada saat kita mengakui Allah dan
melaksanakan kehendak-Nya, Dia hadir menyatakan perkenan dan
pemeliharaan-Nya atas kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.