Allah adalah Raja!

Mazmur 47
Minggu Epifania ke-5

Raja adalah gelar politis, sama seperti presiden, kaisar dan
yang sejenisnya. Oleh karena itu, menyebut Allah sebagai raja
membawa kepada implikasi politis. Penyebutan Allah Israel
sebagai raja bukan dimulai oleh Israel sendiri, melainkan oleh
Allah sendiri. Allah berkenan memakai gelar politis itu untuk
menyatakan kehadiran dan kedaulatan-Nya atas Israel di tengah-tengah
percaturan politik dunia pada masa Perjanjian Lama.


Pemazmur di sini mengajak semua bangsa di dunia ini mengakui
kerajaan Allah atas Israel, tetapi juga melalui Israel atas
bangsa-bangsa lain. Pada saat Israel diinaugurasikan sebagai
sebuah bangsa, TUHAN, raja Israel sendiri telah menaklukkan
bangsa-bangsa ke bawah Israel (ayat 4). Israel sendiri
mendapatkan tanah pusaka sebagai milik yang patut dibanggakan
(ayat 5). Pada saat itulah Allah memproklamasikan diri sebagai
Raja mereka.


Mazmur ini tidak berhenti hanya pada pujian bagi Raja Israel, tetapi
meneruskannya dengan memanggil semua bangsa lainnya untuk
me-Raja-kan Dia, karena sesungguhnya Tuhan adalah Raja atas seluruh
bumi (ayat 3, 8, 9). Sekarang ini, pengakuan itu belum datang
dari mulut bangsa-bangsa di luar Israel. Akan tetapi, sesuai
dengan janji Allah kepada Abraham, semua bangsa akan diberkati
melalui Israel. Berkat itu yang paling terutama adalah Allah
sebagai Raja mereka.


Implikasi politis bagi pengakuan bahwa Allah sebagai Raja adalah
pertama, semua bangsa harus membuang ibadah kepada dewa-dewi
mereka karena hanya Dia saja Allah mereka. Kedua, semua bangsa
harus tunduk kepada Allah sebagai Raja mereka. Ketiga, semua
raja bangsa-bangsa harus tunduk kepada Raja diraja mereka (ayat
10).


Renungkan:
Beritakan kepada semua orang bahwa Tuhan Yesus adalah Raja atas
hidup mereka.

Scripture Union Indonesia © 2017.