Hosea 7:3-16
Minggu Advent 1


Persekongkolan dalam kejahatan.

Kecaman Hosea terhadap kejahatan bangsa itu tidak pernah
berhenti. Kejahatan Israel makin bertambah, meski sudah sering
diperingati, bahkan dicambuk oleh Tuhan dengan berbagai
malapetaka. Nubuat Hosea pada pasal ini dilatarbelakangi oleh
peristiwa-peristiwa historis perebutan kekuasaan yang
berlangsung terus-menerus di Israel Utara (ayat 7).
Persekongkolan para pemuka dengan para pembunuh dilakukan dalam
pesta pora di istana raja. Setelah berpesta pora dan mabuk-
mabukan, mereka membunuh raja dengan iring-iringannya yang juga
sedang mabuk (ayat 5).Agaknya, Hosea melihat kejahatan seperti
perebutan kekuasaan yang berakhir dengan tewasnya sejumlah raja
merupakan suatu kejahatan politik, yang bisa dilihat sebagai
pemberontakan kepada Allah sekaligus sebagai penghukuman Allah.
Sayangnya, keadaan ini tidak membuat mereka berseru meminta
pertolongan Tuhan ( 7,10). Mengapa? Karena mereka tidak berakal
budi dan tolol (ayat 11)! Ketololan Israel tampak ketika ia
berkoalisi dengan bangsa-bangsa lain. Krisis politik yang mereka
alami—sebagai akibat dari kejahatan yang mereka lakukan—tidak
membuat mereka berbalik mencari Allah dan kehendak-Nya, tetapi
justru mencari pertolongan dari bangsa-bangsa yang sebenarnya
akan menghancurkan mereka (ayat 9-11). Akar segala malapetaka
adalah pemberontakan Israel kepada Allah, sehingga usaha apapun
yang dilakukan Israel untuk mengatasi berbagai krisis tidak akan
bermanfaat—termasuk meminta bantuan bangsa-bangsa lain. Jalan
satu-satunya adalah kembali kepada Allah dan kasihnya yang mula-
mula. Hanya dengan itu mereka mampu menghentikan semua kejahatan
di berbagai bidang kehidupan termasuk politik.


Kita semua tentu pernah atau bahkan sedang mengalami krisis yang
luar biasa dalam kehidupan kita, baik sebagai bangsa,
masyarakat, gereja, atau pun dalam keluarga. Tanyakan pada diri
kita apakah dalam mengupayakan penyelesaiannya kita sudah
menempatkan Allah sebagai yang sentral?


Renungkan:

Utamakan kebaikan Allah yang nyata dalam cara berpikir, berbuat,
dan berkata. Itulah yang dikerjakan Allah dalam natal.

Scripture Union Indonesia © 2017.