Hosea 5:1-14
Minggu Advent 1


Kecaman terus diserukan!

Sangatlah wajar jika Nabi Hosea tidak henti-hentinya
menyampaikan kecamannya kepada seluruh bangsa Israel. Kali ini
Hosea, agaknya berada di tengah-tengah para pemimpin bangsa dan
agama yang sedang beribadah di Mizpa. Hal itu tampak dari sapaan
Hosea yang ditujukan kepada para imam, umat Israel dan keluarga
raja (ayat 1). Memang, bagi para nabi tempat ibadah itu adalah
tempat untuk menyatakan kebaikan Allah, untuk menyatakan dosa-
dosa Israel sekaligus untuk menyatakan penghukuman sebagai
akibat dosa mereka. Keberanian Hosea mengecam, merupakan
petunjuk tentang sikap nabi yang tidak kompromi pada kejahatan,
sekaligus menyatakan ketergantungan dan ketaatan kepada Allah
yang telah memanggilnya.Israel dikecam, karena Allah mengenalnya
(ayat 3). Kata ‘mengenal’ dapat berarti ‘mempunyai relasi yang
erat’. Ini menunjukkan suatu hubungan yang berkaitan dengan
sebuah hubungan perkawinan. Konsepsi ini memang sangat menonjol
dalam pasal-pasal di Kitab Hosea. Karena itu, berulang kali
penyimpangan Israel di berbagai sektor kehidupan selalu
dijelaskan dengan menggunakan bahasa hubungan perkawinan yaitu
Israel berzinah (ayat 3). Allah sebagai suami, tentu sangat
mengenal Israel sebagai istri. Karena itu keputusan Allah untuk
menindak dan menghukum sikap Israel yang sangat keterlaluan,
tidaklah salah. Tidak ada lagi yang dapat Israel sembunyikan.
Kesalahan dan dosa Israel sudah lengkap dan sempurna. Tidak ada
lagi yang meringankan Israel. Mereka telah membelakangi Allah
dan segala kehendak-Nya. Hal ini diperkuat dengan ucapan nabi di
ayat 5. Kali ini tidak ada alasan bagi Tuhan untuk menarik
keputusan-Nya. Israel harus menjalani hukuman itu.


Kita belajar tentang suatu hal yang penting dalam kehidupan orang
Kristen, yaitu mencari, mengenal, mengasihi, dan menaati segala
kehendak-Nya, sebelum ia menarik diri dari kehidupan kita.


Renungkan:

Allah telah menyatakan kehendaknya yang sempurna dalam Yesus
Kristus. Hiduplah dengan memelihara kebaikan-kebaikannya selama
ia masih berkenan. Itulah kabar baik dari Natal itu.

Scripture Union Indonesia © 2017.