Kristen dan plot jahat dunia.

Kisah 23:12-22
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta

Setelah penglihatan yang menguatkan dialami Paulus (11),
perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat justru sebaliknya,
menjadi sangat genting bagi keselamatan Paulus. Orang-orang
Yahudi semakin bernafsu membunuh Paulus, bahkan sekarang di bawah
perlindungan pemerintah Romawi.


Mereka rela mengutuk diri sendiri dan bersumpah tidak makan dan minum
sebelum membunuh Paulus. Artinya mereka bersedia mati karena
dikutuk Allah atau karena kelaparan jika tidak dapat membunuh
Paulus. Itu merupakan janji yang wajar bagi seorang Yahudi
sejati untuk mempertahankan kekudusan Allah. Mereka pun
menghalalkan segala cara untuk membunuh Paulus. Mereka meminta
pihak Saduki untuk membujuk pihak Romawi mempertemukan Paulus
dengan mereka lagi (15). Namun itu hanyalah siasat licik, agar
mereka memperoleh kesempatan lagi untuk mendekati Paulus dan
membunuhnya. Rencana mereka sungguh `sempurna', matang, dan
dapat dikatakan pasti berhasil. Orang Saduki lebih marah kepada
Paulus daripada orang Farisi karena masalah kebangkitan orang
mati.


Situasi ini sangat kritis bukan sekadar bagi jiwa Paulus, namun
terlebih lagi bagi perkembangan dan penyebaran berita Injil.
Apakah Allah sanggup memenuhi janji-Nya untuk membawa Injil-Nya
kepada seluruh bangsa, khususnya Roma melalui Paulus? Ternyata
Allah tidak hanya sanggup menggagalkan rencana yang matang dan
canggih dari komplotan orang-orang Yahudi, namun juga
mempermalukan mereka. Betapa tidak, skenario pembunuhan yang
terencana rapi dan begitu tertutup bahkan kepala pasukan pun
tidak dapat menciumnya dan yang melibatkan orang-orang dari elit
politik dan agama, gagal justru karena seorang anak muda yang
memberikan kontribusi sangat luar biasa bagi perkembangan Injil.
Penyingkapan plot maut yang spektakuler ini merupakan kesaksian
providensia Allah yang menjamin karya keselamatan-Nya dapat
terealisasi. Meski demikian, keterlibatan manusia pun penting.


Renungkan:
Perkembangan dan penyebaran Injil di Indonesia pun tidak bisa
dihentikan hanya dengan membakar gereja atau membunuh Kristen.
Namun Kristen tetap perlu menyatukan keberanian dengan kecerdikan
agar dapat terhindar dari kematian syahid yang belum waktunya.

Scripture Union Indonesia © 2017.