Kebangkitan Kristus membuat Kristen berbeda.

Kisah 22:30-23:11
Minggu ke-3 Sesudah Pentakosta

Paulus yang telah melalui saat-saat yang sulit dan genting,
mengalami kemerosotan fisik dan psikis. Karena itulah ia sempat
kehilangan kontrol emosi setelah mendapat tamparan pada
mulutnya, sehingga ia membalas tamparan itu dengan kutukan.
Pernyataan Paulus (1) adalah hujatan kepada Allah, karena
menurut Yudaisme, jika seorang yang mengaku Yahudi namun
mengikuti ajaran Yesus, ia adalah seorang pendosa besar di
hadapan Allah.


Hanya sesaat Paulus kehilangan kontrol.
Begitu menyadari bahwa ia berhadapan dengan Imam Besar, ia pun
mengakui kesalahannya. Tindakan ini mempunyai dua implikasi
sebab-akibat yang dalam. Pertama, Paulus masih mentaati
tradisi Yahudi yang begitu menghormati seorang pemimpin
bangsanya. Kedua, ini merupakan penegasan tidak langsung dari
Paulus bahwa persengketaan yang terjadi antara dia dan
orang-orang Yahudi bukanlah permasalahan tradisi, kebudayaan,
ataupun etnis. Ada persoalan yang lebih hakiki. Karena itulah,
tanpa membuang waktu, Paulus segera mengungkapkan alasan utama
penangkapan dirinya. Paulus hanya melihat bahwa hadirnya 2
partai besar (Farisi dan Saduki) ditambah dengan wakil
pemerintah Romawi dalam satu sidang merupakan kesempatan
berharga bagi Paulus untuk menyatakan kebenaran fundamental
Kekristenan yaitu kebangkitan Kristus yang menjadi dasar bagi
kebangkitan orang mati. Sebab Saduki mempunyai pengaruh yang
cukup dominan di dalam Mahkamah Agama. Sedangkan Farisi
mempunyai suara yang lebih dominan di masyarakat.


Bahkan bagi Paulus kebangkitan Kristus bukan sekadar kebenaran yang
ia yakini namun kebenaran yang ia alami sebab kuasa kebangkitan
Kristus senantiasa hadir dan menguatkannya. Setelah diselamatkan
untuk yang kedua kalinya oleh tentara Romawi, adalah wajar jika
dia cemas dan bertanya-tanya tentang masa depannya. Harapan
untuk meninggalkan Yerusalem hidup-hidup apalagi kesempatan
untuk pergi ke Roma sangat kecil.


Renungkan:
Kristen berbeda dengan orang lain bukan karena perbedaan etnis,
ras, ataupun latar belakang budaya. Kristen beda karena Yesus
dan kuasa kebangkitan-Nya yang senantiasa hadir di dalam kita,
apa yang perlu kita takutkan?

Scripture Union Indonesia © 2017.