Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis.

Kisah 22:1-22
Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Paulus menghadapi massa yang mengamuk tanpa dukungan otoritas dari
institusi mana pun, melainkan dengan rangkaian pembelaan, agar
melaluinya ia dapat merengkuh, merangkul, dan menuntun mereka
kepada keselamatan. Karena itu, Paulus sangat berhati-hati dan
sensitif terhadap kepercayaan dan prasangka orang-orang Yahudi.
Caranya? Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan mereka.
Pengidentifikasian ini meliputi kesamaan etnis dan pewaris
tradisi Yahudi dengan menyebut mereka sebagai `saudara-saudara
dan bapa-bapa', dan penggunaan bahasa, sebab di dalamnya
terkandung nilai-nilai kebudayaan, semangat kebangsaan, dan
patriotisme. Hasilnya mereka 'makin tenang' (3).


Di samping itu, pengidentifikasian Paulus juga mencakup bidang yang
paling hakiki bagi bangsa Yahudi yakni hukum Taurat. Ia dengan
lantang menyatakan bahwa ia lahir, dibesarkan, dan dididik secara
Yahudi ortodoks. Karena itu ia sangat fanatik terhadap hukum
Taurat dan Allah. Sebagai aplikasinya, ia menjadi penganiaya
pengikut jalan Tuhan. Pengidentifikasian yang dilakukan Paulus
tuntas dan menyeluruh, sampai pemakaian istilah pun diperhatikan,
seperti istilah jalan Tuhan sebagai pengganti 'pengikut Yesus'
sebab nama 'Yesus' mungkin akan membangkitkan emosi mereka
kembali.


Tindakan Paulus ini sangat berhasil karena dapat menenangkan amarah
mereka. Bahkan ketika Paulus mengungkapkan peristiwa
pertobatannya secara mendetail mereka tidak menjadi emosi. Sebab
ia menegaskan bahwa pertobatannya bukan karena keinginannya
sendiri, melainkan intervensi wahyu Allah dan ada seorang Yahudi
yang saleh dan disegani sebagai saksi yang sah yaitu Ananias.
Namun ketika Paulus berbicara tentang misinya kepada
bangsa-bangsa lain, meledaklah amarah mereka. Sebab di mata
mereka, membuat orang asing menjadi Kristen tanpa menjadi orang
Yahudi terlebih dahulu merupakan suatu penghinaan. Itu sama
dengan mengatakan Yahudi dan non-Yahudi adalah sederajat karena
mereka dapat datang kepada Allah hanya melalui Kristus.


Renungkan:
Paulus dibenci dan hendak dibunuh bukan karena reputasi
pribadinya tetapi karena Injil Kristus. Demikian pula hai
Kristen, jika Anda harus dibenci oleh masyarakat sekitar,
biarlah itu karena Injil yang Anda yakini dan bukan karena
pribadi dan ulah tingkah Anda.

Di samping itu, pengidentifikasian Paulus juga mencakup bidang yang paling hakiki bagi bangsa Yahudi yakni hukum Taurat. Ia dengan lantang menyatakan bahwa ia lahir, dibesarkan, dan dididik secara Yahudi ortodoks. Karena itu ia sangat fanatik terhadap hukum Taurat dan Allah. Sebagai aplikasinya, ia menjadi penganiaya pengikut jalan Tuhan. Pengidentifikasian yang dilakukan Paulus tuntas dan menyeluruh, sampai pemakaian istilah pun diperhatikan, seperti istilah jalan Tuhan sebagai pengganti 'pengikut Yesus' sebab nama 'Yesus' mungkin akan membangkitkan emosi mereka kembali.

Tindakan Paulus ini sangat berhasil karena dapat menenangkan amarah mereka. Bahkan ketika Paulus mengungkapkan peristiwa pertobatannya secara mendetail mereka tidak menjadi emosi. Sebab ia menegaskan bahwa pertobatannya bukan karena keinginannya sendiri, melainkan intervensi wahyu Allah dan ada seorang Yahudi yang saleh dan disegani sebagai saksi yang sah yaitu Ananias. Namun ketika Paulus berbicara tentang misinya kepada bangsa-bangsa lain, meledaklah amarah mereka. Sebab di mata mereka, membuat orang asing menjadi Kristen tanpa menjadi orang Yahudi terlebih dahulu merupakan suatu penghinaan. Itu sama dengan mengatakan Yahudi dan non-Yahudi adalah sederajat karena mereka dapat datang kepada Allah hanya melalui Kristus.

Renungkan: Paulus dibenci dan hendak dibunuh bukan karena reputasi pribadinya tetapi karena Injil Kristus. Demikian pula hai Kristen, jika Anda harus dibenci oleh masyarakat sekitar, biarlah itu karena Injil yang Anda yakini dan bukan karena pribadi dan ulah tingkah Anda.

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/1059-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.