Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan.

Kisah 21:1-14
Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan negara kita, slogan
'Merdeka atau Mati' selalu terdengar dan dibacakan kembali hampir
di setiap penjuru negara kita. Slogan itu bermaksud mengingatkan
seluruh bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan itu diraih dengan
perjuangan berat dan kegigihan untuk mencapai suatu tujuan dengan
harga berapa pun.


Perjalanan Paulus tahap akhir menuju Yerusalem juga menggambarkan
keteguhan dan kegigihannya untuk mencapai tujuan hidupnya dengan
harga nyawa sekalipun. Setelah perpisahan yang berat secara emosi
dan perasaan dengan tua-tua Efesus, Paulus kembali dilimpahi
kasih persudaraan Kristen, ketika ia dan teman-temannya singgah
di Tirus. Mereka mengalami pelayanan dan keramahtamahan
persaudaraan kristen selama 7 hari. Di tengah-tengah keindahan
dan kehangatan kasih persaudaraan ini, Paulus menerima nasihat
dari murid-murid untuk tidak pergi ke Yerusalem. Tidak mustahil
bahwa Paulus waktu itu mengalami pegumulan kejiwaan yang berat.
Betapa tidak, kesengsaraan di Yerusalem menanti, sementara di
Tirus dia mengalami kelimpahan berkat dan dapat terus berguna
bagi jemaat. Namun dia tetap pergi untuk mencapai tujuan
hidupnya. Apakah berarti Paulus tidak taat kepada Roh Kudus?
Tidak! Paulus yakin bahwa Roh Kudus memang memimpin dia ke
Yerusalem (20:22-23). Sedangkan murid-muridnya yang berusaha
mencegah kepergiannya, sebelumnya telah mendapat inspirasi dari
Roh Kudus tentang apa yang akan dialami oleh Paulus. Mereka
berinisiatif mencegah Paulus karena semata faktor perasaan,
emosi, dan pemikiran manusia yang sempit.


Puncak pergumulan kejiwaan Paulus dialami ketika murid-murid di
Kaisarea sampai menangis ketika berusaha menahan kepergian
Paulus. Tangisan itu mengungkapkan betapa mereka mengasihi dan
menyayangi Paulus. Ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi
Paulus dan ia pun sempat mengakuinya (13). Namun akhirnya ia
keluar sebagai pemenang dalam tarik-menarik itu (13). Ia tetap
mencapai tujuan hidupnya yang ditetapkan oleh Roh Kudus yaitu
mati karena nama Tuhan (20:23, 21:13).


Renungkan:
Peka dan berhati-hatilah, tidak selalu yang benar dan baik di
mata manusia dan tidak selalu yang bernuansakan pelayanan, sesuai
dengan kehendak Tuhan bagi hidup kita.

Perjalanan Paulus tahap akhir menuju Yerusalem juga menggambarkan keteguhan dan kegigihannya untuk mencapai tujuan hidupnya dengan harga nyawa sekalipun. Setelah perpisahan yang berat secara emosi dan perasaan dengan tua-tua Efesus, Paulus kembali dilimpahi kasih persudaraan Kristen, ketika ia dan teman-temannya singgah di Tirus. Mereka mengalami pelayanan dan keramahtamahan persaudaraan kristen selama 7 hari. Di tengah-tengah keindahan dan kehangatan kasih persaudaraan ini, Paulus menerima nasihat dari murid-murid untuk tidak pergi ke Yerusalem. Tidak mustahil bahwa Paulus waktu itu mengalami pegumulan kejiwaan yang berat. Betapa tidak, kesengsaraan di Yerusalem menanti, sementara di Tirus dia mengalami kelimpahan berkat dan dapat terus berguna bagi jemaat. Namun dia tetap pergi untuk mencapai tujuan hidupnya. Apakah berarti Paulus tidak taat kepada Roh Kudus? Tidak! Paulus yakin bahwa Roh Kudus memang memimpin dia ke Yerusalem (20:22-23). Sedangkan murid-muridnya yang berusaha mencegah kepergiannya, sebelumnya telah mendapat inspirasi dari Roh Kudus tentang apa yang akan dialami oleh Paulus. Mereka berinisiatif mencegah Paulus karena semata faktor perasaan, emosi, dan pemikiran manusia yang sempit.

Puncak pergumulan kejiwaan Paulus dialami ketika murid-murid di Kaisarea sampai menangis ketika berusaha menahan kepergian Paulus. Tangisan itu mengungkapkan betapa mereka mengasihi dan menyayangi Paulus. Ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi Paulus dan ia pun sempat mengakuinya (13). Namun akhirnya ia keluar sebagai pemenang dalam tarik-menarik itu (13). Ia tetap mencapai tujuan hidupnya yang ditetapkan oleh Roh Kudus yaitu mati karena nama Tuhan (20:23, 21:13).

Renungkan: Peka dan berhati-hatilah, tidak selalu yang benar dan baik di mata manusia dan tidak selalu yang bernuansakan pelayanan, sesuai dengan kehendak Tuhan bagi hidup kita.

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/1056-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.