Cuti hamba Tuhan.

Kisah 20:13-16
Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Susahnya menjadi seorang pendeta adalah majikannya terlalu banyak
karena seluruh jemaat merasa mempunyai hak untuk meminta waktu
dan pelayanannya. Fakta ini menyebabkan jam kerja seorang pendeta
menjadi 36 jam/hari. Bahkan waktu liburnya pun yang biasanya
jatuh pada hari Senin seringkali harus dikorbankan, karena ada
jemaat yang membutuhkan pelayanannya. Mengapa seorang pendeta
begitu sibuk? Apakah beban pekerjaannya terlalu banyak? Ataukah
ada semacam konsep yang diyakini oleh jemaat bahwa seorang
pendeta harus selalu melayani, selalu siap berkorban, dan tidak
boleh mempunyai waktu untuk kepentingan pribadi?


Perjalanan Paulus dari Troas ke Miletus menggambarkan bahwa menikmati
kesendirian dan kebersamaan dengan teman-teman sepelayanan di
dalam sebuah perjalanan; dan merindukan untuk merayakan sebuah
hari raya Kristen bersama sesama rasul jauh dari tugas dan
kewajiban pelayanan untuk satu waktu tertentu; adalah hak seorang
hamba Tuhan yang mempunyai hidup pribadi dan membutuhkan waktu
istirahat. Dalam perjalanan dari Troas ke Miletus, tidak satu pun
pelayanan yang dilakukan oleh Paulus dan timnya kecuali pertemuan
dengan tua-tua Efesus. Paulus menempuh perjalanan dari Troas ke
Asos (30 km) dengan berjalan kaki, sehingga Paulus mempunyai
waktu untuk menikmati kesendiriannya, dimana ia mempunyai
kesempatan untuk melakukan refleksi dan kontemplasi atas
hidupnya. Dua kegiatan ini penting agar ia selalu memfokuskan
kehidupannya kepada panggilan-Nya.


Selain kesendirian, Paulus juga menikmati kebersamaan secara informal
dengan anggota tim pelayanannya selama beberapa hari dalam
perjalanan laut dari Asos menuju ke Miletus. Maka terciptalah
kesatuan dan kesehatian yang semakin kokoh di dalam tim
pelayanan mereka. Yang terakhir, Paulus pun perlu mengikuti dan
menikmati ibadah pada hari raya Pentakosta. Kalau pun dipaparkan
bahwa Paulus mengatur pertemuan dengan tua-tua Efesus,
semata-mata timbul karena kasih dan perhatian seorang gembala
kepada jemaatnya yang begitu meluap. Paulus menyadari itu
sehingga ia pun tidak mau singgah di Efesus.


Renungkan:
Perhatikan kehidupan pribadi pendeta atau gembala sidang di
gereja Anda. Apa yang dapat Anda lakukan agar pendeta Anda dapat
menikmati apa yang dinikmati oleh Paulus?

Scripture Union Indonesia © 2017.