Air yang Sejati

Yohanes 4:1-42
Minggu ke-1 sesudah Tahun Baru
Percaya kepada Yesus bukan hanya pengakuan di bibir. Ini juga bukan tentang gelora perasaan yang menggebu-gebu, atau pengalaman spektakuler, juga bukan tentang kelimpahan berkat materi. Perikop ini menjelaskan tentang seorang yang mempunyai hidup kekal yang baru.

Ada seorang perempuan Samaria yang menimba air pada siang hari. Ia bertemu dengan Yesus, seorang Yahudi. Yesus meminta minum kepadanya. Kemudian terjadilah dialog tentang air hidup yang ditawarkan oleh Yesus. Terdorong untuk memiliki air hidup itu, perempuan Samaria ini meminta kepada Yesus agar ia tidak haus lagi dan tidak perlu pergi untuk menimba air lagi. Yesus menyambut keinginan perempuan itu dengan terlebih dahulu membongkar perbuatannya. Perempuan itu “memiliki” lima suami dan yang terakhir adalah pasangan “kumpul kebonya”. Ia terkejut sebab ada seseorang yang mengetahui perbuatannya.

Dari sanalah Yesus memberitakan kebenaran yang sejati, yaitu menyembah Allah haruslah dalam roh dan kebenaran. Mendengar hal itu, hati perempuan tersebut berkobar-kobar. Ia tidak mau menyembunyikan diri lagi. Segera ia memberitakan tentang perjumpaannya dengan Mesias kepada orang-orang yang ada di kotanya. Kesaksian perubahan hidup dan pengakuan dosanya membuat banyak orang mendengarnya, lalu mereka datang dan percaya kepada Yesus.

Di sini, Yesus menjelaskan bahwa hidup kekal itu seperti air hidup yang memberikan kepuasan rohani. Kepuasan itu baru bisa dialami setelah seseorang diberi air hidup oleh Yesus yang adalah Sumber Air Hidup. Air itu akan memuaskan dahaga rohani manusia. Seperti perempuan Samaria ini, dahaga jiwa dipuaskan dengan pengakuan dosa dan membuka diri bagi Yesus. Lalu hatinya berkobar untuk menceritakan kepada orang lain tentang Mesias yang dapat memperbarui hidupnya. Adakah tanda-tanda ini muncul pada kita?

Doa: Tuhan, ampunilah kami. Berikanlah kami air hidup yang dapat memuaskan dahaga jiwa kami. [IKS]
Scripture Union Indonesia © 2017.