Asa Dalam Keputusasaan

Mazmur 88
Minggu Adven ke-1
Asa Dalam Keputusasaan
Mazmur 88

Apakah Anda pernah berada dalam titik terendah dan tidak bisa bangkit lagi? Kondisi inilah yang dialami oleh pemazmur dalam Mazmur 88. Masalah yang berat dan bertubi-tubi dapat membuat kita putus asa dalam menjalani hidup. Bagaimana kita dapat bertahan dalam kondisi ini?

Mazmur 88 ini merupakan salah satu dari beberapa mazmur di mana kita tidak menemukan jawaban dari sebuah harapan terhadap pergumulan yang dialami. Pemazmur menggambarkan pergumulan hidup yang dihadapinya dengan nada putus asa. Dia melukiskan betapa hidupnya sangat dekat dengan kematian, lemah karena penyakit, bahkan ditinggalkan teman-temannya. Ini kondisi yang menunjukkan titik terendah dalam hidupnya. Seolah-olah ia tidak menemukan jawaban dan pertolongan Tuhan.

Dalam keputusasaan seperti ini, apakah kita dapat menemukan gairah hidup dan titik terang yang membawa kita keluar dari kegelapan. Hal itu diperlihatkan pemazmur melalui ketekunannya dalam doa kepada Tuhan, walaupun dia belum menemukan jawaban.

Beberapa ayat terus diulang bagaimana pemazmur berdoa sepanjang sepanjang hari. Ini menunjukkan sebuah ketekunan doa yang luar biasa. Saat yang sama ia menunjukkan bahwa seberat apa pun beban hidup yang mengimpit kita, selalu ada harapan dalam Tuhan melalui doa. Karena doa adalah kekuatan yang memberi semangat kepada pemazmur dalam keputusasaannya.

Janganlah pernah berpikir bahwa hidup kita dapat otomatis lepas dari masalah. Pada titik tertentu, kita dapat mengalami keputusasaan karena beratnya beban kehidupan. Sebesar apa pun masalah yang dihadapi, kita dapat membawanya di hadapan Tuhan.

Tidak ada hal lain yang dapat membangkitkan semangat di tengah keputusasaan kita, selain bertekun dalam doa. Jawaban Tuhan pasti datang, meski tidak instan. Marilah berdoa dengan tidak jemu-jemu, dalam keputusasaan kita, kepada Tuhan.

Doa: Sendengkanlah telinga-Mu kepada seruanku dalam keputusasaanku. [AB]
Aksi Bali
Scripture Union Indonesia © 2017.