Mengubah Kebiasaan

Lukas 14:12-14
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta
Dengan tangan apa Anda biasa menulis? Jika menggunakan tangan kanan, cobalah menulis dengan tangan kiri. Apa yang Anda rasakan? Rasanya tentu tak nyaman, terasa aneh, dan janggal. Oh, betapa sulitnya mengubah kebiasaan.

Hari itu Yesus mencoba untuk mengubah kebiasaan dalam mengadakan perjamuan makan. Ia hendak mengubah cara orang dalam berelasi dan memandang sesamanya.Yesus berkata: ”Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya” (12). Yesus mencoba mengalihkan kebiasaan dengan melihat hal lain yang dapat dilakukan. ”Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta” (13).

Tuhan ingin agar para pendengar-Nya itu mengetahui makna kebahagiaan dalam mengubah kebiasaan berelasinya. Kebahagiaan sejati didapatkan dalam relasi yang beragam dan tidak kaku. Tuhan sedang merobohkan tembok pemisah antara orang kaya, dan orang miskin. Mereka mesti kita perhatikan. Tuhan tidak sedang membatasi hubungan kita dengan sahabat, keluarga, atau pun relasi lainnya. Tuhan hanya ingin kita mengingat akan orang-orang yang tak beruntung, orang miskin, dan orang cacat.

Orang mungkin sibuk memperbaiki relasinya demi mendapatkan keuntungan dan kehormatan diri. Namun, Tuhan ingin agar kita mengubah kebiasaan itu. Ia ingin agar kita memperhatikan orang miskin, orang cacat, orang buta, dan orang lumpuh. Tuhan mengajak kita masuk dalam persekutuan berdasarkan anugerah. Relasi indah yang tak terbalaskan oleh siapa pun. Dalam relasi itu hanya ada pemberian tanpa mengharapkan balas jasa. Kondisi ini akan membuat kita semakin menghargai relasi kita dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, ubahlah cara kami dalam berelasi dan memperlakukan sesama tanpa batasan apa pun. [SY]
Sylvia Tiono
Scripture Union Indonesia © 2017.