Panggilan Melayani Tuhan

Lukas 10:1-12
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta
Panggilan melayani Tuhan tidak terjadi dengan sendirinya. Itu bukan kehendak manusia. Panggilan terjadi karena Tuhan menghendakinya. Tuhan yang memilih dan mengutus tiap orang untuk terlibat dalam karya-Nya.

Melalui nas ini, kita melihat bahwa ketika Tuhan memilih dan mengutus, kita tidak boleh bertanya pergi ke mana, dengan siapa, dan apa yang perlu dibawa. Sebaliknya, responslah panggilan itu dan jalanilah dengan sukacita.

Ketika Tuhan menunjuk tujuh puluh murid dan mengutus mereka pergi ke setiap kota dan tempat, Dialah yang memberitahukan dengan siapa mereka bekerja, bagaimana menghadapi situasi pelayanan dan karakter manusia yang beragam, serta bagaimana seharusnya bersikap ketika mengalami penerimaan atau penolakan (4-11). Tuhan tidak pernah salah memilih dan mengutus orang bekerja dalam kebun anggur-Nya.

Untuk memenuhi panggilan pelayanan, sudah seharusnya seseorang tidak dibebani dengan hal-hal materi (4), tidak memaksakan keinginan, melainkan hanya fokus pada tugas panggilannya. Seorang pelayan harus melayani sesuai kehendak Tuhan dan bertanggung jawab merespons panggilan karena panggilan itu menyatakan kuasa Allah melalui pertobatan dan pewartaan Kerajaan Allah.

Panggilan melayani Tuhan merupakan anugerah yang diberikan seturut kehendak-Nya. Karena itu, setiap orang yang dipanggil dalam pelayanan harus menyatakan kerelaan tanpa paksaan karena panggilan pelayanan tersebut adalah kesempatan yang dianugerahkan Tuhan. Jika melayani hanya menginginkan tempat yang aman dan nyaman, kehidupan yang terjamin, mendapat penghormatan dan penghargaan, maka janganlah memberi diri menjadi pelayan. Semua itu bukanlah dasar pelayanan yang diajarkan Alkitab. Ingatlah: panggilan melayani Tuhan menuntut kesediaan diri melayani seturut kehendak Tuhan!

Doa: Kiranya dalam rahmat-Mu, ya Tuhan, kami senantiasa melayani sesuai dengan kehendak-Mu dengan penuh tanggung jawab. [NR]
Pdt. Nova Rollo
Scripture Union Indonesia © 2017.