Motivasi yang Benar

Kisah Para Rasul 25:1-12
Rabu Abu
Seorang komedian Amerika Serikat, Jamie Kennedy, pernah berbicara perihal motivasi. Ia berkata, ”Ini adalah era milenium, motif adalah sebuah kebetulan.” Cetusan ini bisa jadi adalah sebuah satire. Ia mungkin sedang menyindir kedangkalan cara berpikir masyarakat. Generasi sekarang adalah anak kandung ”Mbah Google”. Hanya bermodal klik, kita punya semua jawaban atas setiap pertanyaan. Akibatnya, refleksi menjadi barang langka. Motif menjadi tidak penting dan tak usah dipikirkan. Padahal, motivasi sangat penting dalam kehidupan manusia. Motivasi akan melahirkan aksi dan mencetak jati diri kita.
Festus merupakan wali negeri baru pengganti Feliks. Sebagai pemimpin baru, ia ingin sekali mengambil hati orang Yahudi (9). Inilah alasannya ia tetap membiarkan Paulus tetap mendekam di penjara (Kis. 24:27). Festus menggunakan Paulus sebagai alat untuk menarik simpati orang Yahudi. Demi kepentingan politiknya, Festus rela menciderai nilai-nilai keadilan.
Hal yang sama juga tampak dengan imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi. Mereka memiliki keinginan yang sangat besar untuk membunuh Paulus (3). Ambisi religius menggerakkan mereka untuk berniat jahat kepada Paulus.
Tindakan Festus dan orang-orang Yahudi dimotori oleh sebuah hasrat tertentu. Dalam penilaian moral, tindakan mereka itu adalah sebuah kekeliruan. Mereka mengingkari nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keadilan. Hal ini tentu sangat kontras jika melihat sepak terjang Paulus. Ia hanya membela diri dari tuduhan palsu (10-11). Ia menjunjung tinggi nilai kejujuran saat menyatakan rela mati kalau terbukti bersalah.
Alkitab menegaskan bahwa orang percaya dilarang memiliki motivasi salah. Joyce Meyer suatu kali pernah berkata,”Motif mengungkapkan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan.” Artinya, motif berperan penting sebagai penentu identitas kekristenan kita. Motif yang benar akan melahirkan tindakan yang benar juga.
Doa: Tuhan, tolong kami menjaga motivasi agar tetap murni dan bersih dalam setiap pergumulan yang Engkau percayakan. [PUR]
Purwoko
Scripture Union Indonesia © 2017.