Iman dan Integritas Hidup

Mazmur 26
Minggu ke-11 sesudah Pentakosta
Ada perbedaan yang cukup mencolok antara orang sombong dengan orang jujur. Keangkuhan berangkat dari keinginan pribadi untuk mendapatkan hormat atau sanjungan dari orang lain. Sedangkan kejujuran berangkat dari ketulusan dan kelurusan hati tanpa ada motivasi mencari keuntungan. Motivasi utama dari kejujuran adalah cinta akan kebenaran dan kerinduan agar kebenaran itu diungkapkan dengan nyata.
Mazmur 26 bukanlah mazmur yang ditulis dengan motivasi kesombongan. Daud menuliskan mazmur ini dari kesadaran bahwa ia membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan (11). Kesadaran akan anugerah ini membawanya kepada cinta dan kerinduan akan rumah Tuhan (8) serta komitmen untuk hidup dalam ketulusan dan iman tanpa keraguan (1). Daud tidak merasa dirinya suci dan saleh seolah-olah ia tidak pernah melakukan dosa. Sebaliknya, ia menyandarkan diri kepada pengampunan dan karya Allah dalam membentuk dan menuntunnya (1-7, 11). Sebab, Daud menyadari bahwa Allah adalah Allah yang Mahatahu. Karena itu, ia membuka dirinya untuk diuji dan diselidiki oleh Allah (1-3). Dia menegaskan bagaimana dirinya menjauhi pergaulan dan perkumpulan orang-orang yang berbuat jahat dengan cara menceritakan kemuliaan Allah (4-7). Ia mengakhiri mazmurnya dengan menegaskan kerinduan hatinya akan rumah Tuhan (8-12).
Ketika Allah berkarya dalam diri manusia, Ia bukan hanya memberikan status yang baru kepada mereka (Yoh. 1:12). Ia juga memberikan kepada mereka cara pandang yang baru (2Kor. 5:16) dan selera hidup yang baru (Mzm. 26:3-8). Allah menginginkan setiap umat-Nya hidup dalam kekudusan (1Tes. 4:3). Kerinduan ini masih berlaku sampai hari ini.
Integritas orang Kristen tidak dibangun atas keberhasilan dan kemampuan manusia, melainkan semata-mata oleh karya Allah dalam iman. Marilah kita menghidupi iman dengan berkomitmen kepada kebenaran dan kekudusan demi kemuliaan Allah.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk hidup dalam kesadaran bahwa kami bekerja untuk kemuliaan-Mu. [IBS]
Ignatius Bagoes Seta
Scripture Union Indonesia © 2017.