Kekhawatiran Abram

Kejadian 12:10-20
Minggu ke-5 sesudah Paskah
Semua orang pernah mengalami kekhawatiran. Demikian pula dengan Abram. Ketika akan memasuki Mesir, Abram merasa khawatir. Bagaimana tidak? Sebab paras Sarai sangat cantik. Kecantikan istrinya itu bisa saja menjadi ancaman bagi Abram (11-12,14). Abram lalu bersiasat menyebut istrinya sebagai adik (13). Dan ternyata apa yang menjadi kekhawatiran Abram mulai terbukti. Banyak orang Mesir yang takjub dengan kecantikan Sarai, tidak terkecuali Firaun. Untuk mendapatkan Sarai, Firaun mencoba untuk membuai dan menyenangkan Abram dengan kekayaan (16). Namun, Tuhan bertindak menolong Sarai dengan cara menghukum Firaun dengan tulah (17).
Kekhawatiran Abram membuatnya sejenak melupakan Tuhan dengan segala kekuasaan-Nya. Ia seakan lupa terhadap janji Tuhan yang akan ”memberkati orang-orang yang memberkatinya, dan mengutuk orang-orang yang mengutuknya” (12:3). Tidak heran kalau Abram berupaya mencari jalan keluar atas pergumulannya. Ia merasa mampu menemukan solusi. Tetapi, solusi Abram justru menjerumuskan dirinya pada persoalan lain. Ia malah mengorbankan Sarai dengan menyebutnya sebagai adiknya.
Sesungguhnya kita juga tidak tahu apa dirasakan Abram. Mungkin saja ia sedih atau marah karena merasa tidak berdaya melindungi istrinya saat diambil oleh Firaun. Entah disengaja atau tidak, Abram menjadikan istrinya sebagai tameng untuk menyelamatkan dirinya. Kita bisa saja menyebut perbuatan Abram sebagai keegoisan yang tidak bermoral. Namun, Tuhan menunjukkan kepedulian dan keberpihakan kepada Sarai. Artinya, Tuhan menjadikan diri-Nya sebagai pembela Sarai. Tuhan tidak pernah melupakan janji-Nya kepada Abram dan Sarai.
Perasaan khawatir kerap ”membutakan” akal sehat seseorang dan membuat seseorang kehilangan orientasi iman. Karena itu, janganlah kita putus asa. Hendaknya hidup kita senantiasa belajar untuk percaya pada janji Tuhan bahwa Ia pasti menolong umat-Nya. Percayalah: Allah tidak pernah meninggalkan orang yang berharap dan bersandar kepada-Nya.
Addi S. Patriabara
Scripture Union Indonesia © 2017.