Bekerja Bersama dan Bekerja Sama

Nehemia 3:1-32
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Tembok-tembok yang begitu tinggi dan tebal berfungsi melindungi bangsa Israel dari serangan para musuhnya. Kini semuanya tinggal reruntuhan. Kerusakan tembok Yerusalem yang sangat parah menjadi mega proyek yang harus diutamakan dan diselesaikan secepat mungkin. Karena itu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang banyak untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pertanyaannya adalah apakah setiap orang yang terlibat dapat bekerja bersama dan saling bekerja sama? Pada zaman Raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem, ia membakar tembok-tembok Yerusalem dan meruntuhkan pintu-pintu gerbang tembok itu (Yer. 25:8-13). Dalam hal ini, Tuhan memakai Nebukadnezar untuk membawa orang-orang Israel pada pembuangan di tanah Babel. Setelah tujuh puluh tahun berlalu, Tuhan mengembalikan umat-Nya ke tanah leluhurnya. Setelah orang-orang Israel pulang dari pembuangan, mereka merasa harus membangun kembali tembok-tembok dan pintu-pintu Yerusalem. Pembangunan tersebut dapat melindungi mereka dari pihak luar. Karena alasan itulah, mereka bertekad bagaimanapun caranya tembok-tembok Yerusalem dan pintu gerbangnya harus diwujudkan secara konkret. Tidak dapat dipungkiri bahwa visi tersebut telah menciptakan kebangunan dan kekuatan kebersamaan di antara mereka. Sebelum pekerjaan itu dimulai, imam besar Elyasib dan para imam lain menahbiskan pintu gerbang Domba, sampai menara Mea dan Hananeel. Di sisi lain, berbagai orang dan para pekerja saling bahu-membahu memperbaiki tembok Yerusalem. Pembangunan ini membutuhkan banyak tenaga dan keterampilan dari berbagai macam orang. Dalam hidup bersama di dunia ini, sebesar apa pun kekuatan yang kita miliki tak akan mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Ketika ada jalinan kerja sama, sebesar apa pun rintangan yang ada akan dihadapi secara bersama-sama. Dengan demikian, beban yang dipikul akan terasa lebih ringan. Karena itu, marilah kita bekerja bersama dan bekerja sama.
Wiwik Wulandari
Scripture Union Indonesia © 2017.