Tuhan Hancurkan Sandaran Umat-Nya

Yehezkiel 29:1-16
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta
Seharusnya Tuhan menjadi satu-satunya sandaran umat-Nya. Sayangnya, sering kali umat Tuhan mencari allah lain sebagai sandaran. Yehuda mempunyai sejarah kelam karena mereka mencari allah bangsa-bangsa lain, termasuk Mesir. Perbuatan seperti ini membuat Tuhan murka dan Ia menghukum umat-Nya. Selain itu, Tuhan akan menghukum bangsa-bangsa yang menjadi sandaran.
Dengan sikap sinis, Tuhan menggambarkan Mesir sebagai buaya besar yang berbaring di tengah sungai Nil. Dengan sombong Raja Mesir mengatakan: ???Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya??? (3). Kata yang diterjemahkan sebagai ???buaya??? adalah kata??tannin,??yang merupakan makhluk mengerikan dalam pengertian dunia kuno, yang muncul di Kej. 1:21 sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Walaupun Firaun memegahkan dirinya sebagai Allah, Tuhan yang menyatakan diri sebagai lawan Mesir dengan mudah mengenakan kelikir pada rahangnya dan menangkapnya serta sekutu-sekutunya seperti seekor binatang (4).
Alasan Tuhan melawan Mesir adalah Mesir menjadi seperti tongkat bambu (lebih tepat diterjemahkan tongkat ilalang) bagi umat-Nya (6). Seyogianya tongkat terbuat dari kayu yang kuat, tetapi Mesir digambarkan sebagai tongkat ilalang yang terkulai ketika dipegang dengan tangan (7). Dengan mudah mereka dipatahkan dan sekutu yang bersandar pada Mesir menjadi terhuyung-huyung (6-7).
Memang ironis karena Yehuda memilih bersandar kepada Mesir ketimbang Allah. Tindakan Yehuda disebut kebodohan dan mereka akan membayar harganya. Mesir tidak luput dari hukuman Tuhan. Ia akan membuat Mesir menjadi negara lemah sehingga umat Tuhan tidak dapat bergantung lagi kepada Mesir (13-16).
Tuhan adalah Allah yang cemburu. Ia tidak menoleransi siapa saja yang menjadi sandaran bagi umat-Nya. Ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak bergantung kepada siapa pun juga. Hanya Tuhan yang menjadi tumpuan harapan dan sandaran abadi kita.??
Inawaty Teddy
Scripture Union Indonesia © 2017.