Berhala di dalam Hati

Yehezkiel 14:1-11
Minggu ke-12 sesudah Pentakosta

Bagaimana mungkin orang berharap kepada seseorang bila dalam hatinya sudah memiliki orang lain sebagai pegangannya?


Demikianlah tua-tua Israel datang meminta petunjuk TUHAN kepada Yehezkiel (1; bdk. 8:1). TUHAN menunjukkan bahwa mereka ini menjunjung berhala dalam hati mereka. Inilah yang membuat mereka tersandung dan melakukan kesalahan di hadapan TUHAN (2-3). Terhadap orang-orang seperti ini, TUHAN memerintahkan agar seorang nabi tidak menjawab mereka. TUHAN sendiri yang menjawabnya dengan menentang dan melenyapkannya (4, 7-8). Nabi yang tergoda untuk memberikan jawab akan mendapatkan hukuman dan dipunahkan dari tengah umat Israel (9). Hukuman akan diberikan kepada umat maupun nabi yang menjawab (10). TUHAN ingin agar umat-Nya kembali terpikat kepada-Nya, bertobat dan berpaling dari segala perbuatan mereka yang keji, dan mengetahui bahwa Dialah TUHAN. Dia ingin agar Israel tidak tersesat lagi, tidak menajiskan diri, kembali menjadi umat-Nya dan Dia menjadi Allah mereka (5-8, 11).


TUHAN ingin agar umat yang tersesat terlebih dahulu bertobat dan meninggalkan semua kejahatannya. Umat seperti itulah yang akan mendapat pengasihan, penerimaan kembali oleh-Nya. Umat yang memilih untuk mempertahankan berhalanya tidak mendapat bagian di dalam TUHAN sehingga tidak layak untuk dijawab apalagi dihibur oleh hamba-Nya. Mereka hanya layak dihukum dan dibuang. TUHAN ingin agar hamba-Nya hanya berbicara pada saat dan pada orang yang TUHAN kehendaki.


Tidak ada gunanya berdebat tentang TUHAN dan kehendak-Nya terhadap mereka yang menolak-Nya dalam hatinya. Jawaban kita terhadap mereka tidak berguna, bahkan dapat membuat kita jatuh ke dalam murka-Nya, kecuali kita diperintahkan untuk berbicara. Jangan miliki berhala dalam hati! Jangan mengandalkan apa pun selain TUHAN! Jangan tunggu sampai TUHAN menjatuhkan hukuman-Nya! [JH]

Scripture Union Indonesia © 2017.