Pertobatan Sejati

Ulangan 1:41-46

Pertobatan sejati bukan hanya sekadar mengatakan bahwa saya ingin bertobat, tetapi juga memiliki kehidupan yang tunduk kepada Allah. apa pun yang menjadi firman Allah, seorang yang menaklukkan dirinya kepada Allah akan menaati segala perintahNya. Hal ini didasarkan pada pengenalan akan Allah sebagai Tuhan yang berotoritas dalam hidupnya. Inilah ciri dari orang yang bertobat sepenuh hati.


Sayangnya dalam kisah yang kita baca hari ini, umat Israel tidak menunjukkan pertobatan sejati. Setelah Allah berfirman bahwa umat Israel generasi pertama tidak akan memasuki tanah Kanaan, mereka tetap melakukan pemberontakan. Hal ini dapat diketahui melalui sikap Israel yang mau berperang melawan orang Amori. Memang di ayat ke 41, kita menemukan kalimat dari umat Israel yang seolah-olah bermakna menyesal. Tetapi sebenarnya umat Israel tidak sungguh-sungguh bertobat. Mereka hendak berperang melawan orang Amori dengan kekuatan militer yang mereka miliki.


Ketika umat Israel berkeinginan maju berperang, Allah justru melarang mereka. Alasannya, karena Tuhan tidak menyertai mereka dalam peperangan tersebut. Allah bukan hanya memberikan peringatan, tetapi juga memberitahukan apa yang akan terjadi apabila mereka bersikeras untuk maju berperang (42). Ironisnya, umat Israel mengabaikan apa yang Allah katakan dan lebih memilih untuk maju berperang. Akibatnya, bangsa Israel kalah dan mereka meratapi kesalahannya di hadapan Allah (45).


Dari kisah ini, kita belajar bagaimana umat Israel mengeraskan hati mengabaikan larangan dan perintah Tuhan. Tindakan mereka memperlihatkan sikap perlawanan dan pemberontakan terhadap Allah, sekalipun larangan itu telah diucapkan Allah. Ini menjadi pelajaran penting dalam hidup kita.


Renungkan: Sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari bahwa Allah yang berotoritas dalam hidup ini. Dengan kesadaran seperti itu, kita perlu terus mengoreksi diri dengan kebenaran Firman Tuhan. [GC]

Scripture Union Indonesia © 2017.