Pohon Kehidupan

Amsal 11:16-31

Peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa sebagaimana yang dicatat dalam Kejadian 3 menyisakan sebuah pertanyaan: Apakah pohon kehidupan itu? Riwayat pohon kehidupan sebagai salah satu ciptaan Allah di Taman Eden (Kej. 2:9), serta diusirnya manusia dari taman itu supaya mereka tidak mengambil buah dari pohon kehidupan (Kej. 3:22, 24) masih menjadi salah satu misteri di dalam Alkitab. Dalam perikop ini, sekali lagi kita dipertemukan dengan pohon kehidupan. Apa yang menjadi maksud pengamsal?


Amsal 11:16-31 adalah bagian amsal yang mengedepankan tema "buah perbuatan yang benar." Pengamsal sekali lagi menegaskan pentingnya memiliki relasi dengan Tuhan sebagai landasan untuk mengalami kehidupan yang berarti (19, 20, 23, 28, 29). Ada sebuah nilai kekekalan yang terkandung di balik setiap kebenaran yang diajarkan (18-19). Pemahaman ini mengajak pembaca untuk memikirkan tema "Siapakah yang diperkenan oleh Allah?" (20).


Satu hal menarik untuk dicermati adalah kuatnya perbandingan antara Amsal 11:16-31 dengan percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria di dekat sumur Yakub (Yoh. 4:1-42). Pengamsal memperingatkan tentang kesia-siaan yang dialami oleh perempuan tersebut (22), dan orang-orang yang mengacaukan rumah tangganya (29 bdk. Yoh. 4:16-19). Perempuan yang memberi Tuhan Yesus air minum mendapatkan ?Sumber Air Hidup? (Yoh. 4:10-15). Kemudian Yesus menegur dosa-dosanya, serta memakai dia sebagai pewarta Injil kepada orang-orang yang ada di desanya (Yoh. 4:28-30, 39-42). Di sini terlihat bagaimana Allah senantiasa mengerjakan karya keselamatan bagi mereka yang membutuhkannya.


Kesadaran betapa pentingnya hubungan dengan Allah yang membuat seseorang bertumbuh secara rohani (28). Pertumbuhan itu dikaitkan dengan pohon kehidupan sebagai ungkapan untuk menggambarkan mereka yang berhasil dituntun keluar dari jalan yang sesat menuju relasi intim dengan Allah. [IBS]

Scripture Union Indonesia © 2017.