Ketaatan Manusia dan Penyertaan Tuhan

1 Raja-Raja 6:1-36

Ketika kita menikmati kemegahan sebuah gedung dengan gaya arsitektur yang menakjubkan, kita akan mengagumi keindahan dan detail bangunan tersebut. Pembangunan Bait Suci selain sebagai tempat ibadah dan mempersembahkan kurban bagi bangsa Israel, juga dimaksudkan untuk membangkitkan perasaan terpesona terhadap kemegahan dan kemuliaan Bait Suci.


Namun fokus bangsa Israel tidak tepat jika hanya diarahkan pada kemegahan Bait Suci. Ada sesuatu yang jauh lebihpenting berkaitan dengan pembangunan Bait Suci, yakni datangnya firman Tuhan kepada Salomo (11-13).


Bait Suci merupakan lambang kehadiran Tuhan, bahwa Tuhan menyertai umat-Nya. Janji penyertaan Tuhan ini berkaitan erat dengan syarat yang harus dipenuhi oleh Salomo, yakni kesetiaan untuk menaati segala ketetapan, peraturan, dan perintah Tuhan. Janji yang mana?


Pasal 2:4 menjelaskan bahwa keberlangsungan kerajaan Israel dipengaruhi oleh kesetiaan Salomo dan raja-raja Israel berikutnya. Dengan kata lain, kerajaan Israel akan runtuh dan Tuhan akan meninggalkan Bait Suci. Artinya, Tuhan tidak menyertai jika Salomo dan raja-raja berikutnya tidak setia.


Fakta sejarah kerajaan Israel membuktikannya, yakni ketika Zedekia menjadi raja (2Raj. 24:18-25:9). Kesetiaan untuk taat pada akhirnya bukan hanya meruntuhkan kerajaan Yehuda, tetapi menghancurkan Bait Suci juga. Tuhan membuang umat-Nya.


Kita sangat membutuhkan penyertaan Tuhan. Melalui penyertaan-Nya, kita dilindungi, dipelihara, dan diberkati. Pertanyaan terpenting bagi diri kita adalah sudakah kita taat pada kebenaran firman Tuhan?


Kalaupun Tuhan, di dalam Kristus dan melalui karya Roh Kudus, berkenan menyertai kita di tengah-tengah keberdosaan kita, itu semata-mata anugerah Tuhan. Namun, anugerah yang kita terima bukan berarti meniadakan tanggung jawab kita untuk taat pada firman Tuhan. Sebaliknya, anugerah seharusnya mendorong kita untuk taat kepada Tuhan. Itulah respons kasih yang seharusnya kita terima dari Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.