Allah akan menjawab keraguanmu

Lukas 24:36-43

Keraguan bukanlah hal yang tabu. Bahkan keraguan dapat menuntun orang pada kebenaran yang lebih dalam dari sebelumnya. Seorang filsuf yang bernama Rene Descartes menggunakan metode keragu-raguan agar dapat mencapai kebenaran yang dicarinya. Mulai dari kepastian menuju pada keraguan lantas sampai pada kepastian yang lebih dari sebelumnya, itulah alur normalnya.


Para murid Yesus sempat mengalami keraguan berkaitan dengan iman mereka pada kebangkitan Yesus. Wajar saja karena hal itu belum pernah mereka alami sebelumnya. Mereka memang pernah melihat Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus (Yoh. 11), tetapi mereka tidak melihat kematian Lazarus. Sedangkan kematian Yesus mereka lihat. Asumsi mereka benar, tidak ada orang yang dapat selamat dari hukuman penyaliban yang kejam itu.


Yesus mengetahui keraguan mereka. Ia bertanya, "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?" (38). Yesus tidak menegur keras para murid yang sedang meragukan kebangkitan dan kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka (36). Bahkan ketika keraguan itu masih tetap ada setelah diberikan bukti (40), Yesus tetap tidak memarahi mereka, malahan untuk kedua kalinya memberikan bukti bahwa Ia sungguh-sungguh bangkit (41-43).


Ada orang-orang Kristen yang tetap meragukan kebangkitan Yesus sekalipun Alkitab memberitahukan hal itu. Mereka tidak mau menerima bukti-bukti yang ada. Hati mereka bukan hati seorang murid yang bersedia terbuka terhadap kebenaran dari Sang Guru. Akibatnya mereka kehilangan iman kepada Yesus yang bangkit.


Iman memang tidak bersifat statis melainkan dinamis. Terkadang iman bisa kuat, bisa lemah. Kadang menggebu-gebu kemudian loyo. Ketika itu terjadi, ingatlah bahwa Yesus yang menguatkan para rasul-Nya masih tetap Yesus yang sama hari ini. Dia pun dapat menguatkan iman Anda. Tetaplah berdoa dengan hati seorang murid, hingga suatu saat iman kembali dipulihkan (Mat. 7:7-11).

Scripture Union Indonesia © 2017.