Tuaian sudah menguning

Wahyu 14:14-20

Musim menuai selalu digambarkan sebagai hari penghakiman Allah (Yl. 3:13 dan Mat. 13:24-30, 37-40). Dalam penciptaan, Allah telah menetapkan kapan waktunya menanam dan menuai. Demikian juga waktu datangnya hari penghakiman telah dipastikan oleh Allah.


Kedatangan Kristus kedua kali di atas awan putih menandakan penghakiman Allah telah tiba karena buah keberdosaan manusia telah matang dan siap dituai (14). Penuaian ini memperlihatkan adanya pemisahan yang akan dilakukan Allah terhadap gandum dan ilalang. Jika gandum diibaratkan sebagai orang-orang percaya kepada Kristus, maka ilalang diibaratkan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus. Anak Manusia diceritakan sedang menuai umat-Nya yang telah ditebus oleh darah-Nya (15-16). Malaikat lain diceritakan sedang menuai orang-orang anti-Kristus (17-18).


Kilangan besar dilambangkan sebagai wadah penyiksaan Allah bagi musuh-musuh-Nya. Semua kejahatan bangsa-bangsa diproses dalam penggilingan itu (19). Kebiasaan orang-orang Yahudi memeras anggur dengan cara menginjak-injak anggur itu. Demikian juga, Allah akan meremukkan semua bangsa dengan murka-Nya.


Istilah "luar kota" (20) menunjuk pada lokasi di mana hukuman Allah akan dilaksanakan. Lokasi tempat penghakiman Allah ada di lembah Harmagedon (Why. 16:16). Harmagedon berada dekat wilayah Megido di dataran Esdraelon. Menurut sejarah orang Yahudi, tempat itu adalah medan perang. Setidaknya, ada dua ratus peperangan terjadi di sana. Dengan mengacu Harmagedon, ada dua hal yang dapat kita pahami. Pertama, rasul Yohanes ingin memperlihatkan peperangan terakhir antara Allah dan kekuatan si jahat. Kedua, Harmagedon merupakan tempat eksekusi Allah terhadap musuh-musuh-Nya (20).


Amarah Allah sangat mengerikan. Ia tidak segan-segan menghancurkan siapa pun yang melawan diri-Nya. Bagaimana dengan diri kita saat Kristus datang kembali? Apakah kita dijumpai sebagai gandum atau sebaliknya kita menjadi ilalang yang siap dibakar?

Scripture Union Indonesia © 2017.