Dia yang layak ditinggikan

1 Samuel 10:1-16

Setiap manusia adalah alat di tangan Allah yang Mahakuasa. Walaupun Saul kelak akan menjadi raja atas Israel, kedudukannya tetap berada di bawah Allah. Saul diurapi oleh Allah untuk menjadi raja, artinya kekuasaan Saul berada di bawah kekuasaan Allah. Hal ini penting untuk diingat karena manusia cenderung ingin berkuasa tanpa batas, baik atas orang lain, maupun atas dirinya sendiri.


Pengangkatan Saul sebagai raja, bukanlah semata-mata agar Saul dapat menikmati kedudukan dan kenyamanan hidup sebagai seorang raja. Allah memiliki tujuan di balik pengangkatan tersebut. Saul memiliki tugas yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Tugas Saul sebagai seorang raja ialah memerintah umat Allah dan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh (1). Setiap kita juga diberi tugas oleh Allah, yang unik dan sesuai dengan kapasitas hidup kita sehari-hari. Seperti Saul, kita pun harus mempertanggungjawabkan tugas itu di hadapan Allah.


Ketika Tuhan memberikan tugas kepada seseorang, Ia juga memberi penyertaan-Nya. Tuhan memberi janji penyertaan dan janji kekuatan kepada Saul (2-8). Bahkan Roh Tuhan sendiri datang untuk memberi kekuatan kepada Saul (10). Tuhan pun yang memberi kita tugas akan menyertai kita melalui Roh-Nya yang kudus sehingga kita memiliki kekuatan dan karunia untuk melaksanakan tugas kita masing-masing.


Melalui pengalamannya bersama Tuhan, Saul belajar rendah hati dan jujur yaitu melihat siapa dirinya dan siapa Tuhan yang telah mengurapi dirinya. Saul tidak membanggakan dirinya yang kini sudah menjadi raja, melainkan menunggu waktunya Tuhan untuk menyatakan hal itu kepada orang lain (13).


Kita perlu belajar memiliki kerendahan hati yang sama. Ketika Tuhan telah melakukan pekerjaan besar dalam diri kita, maka yang harus kita beritakan pada orang lain bukanlah siapakah aku, melainkan siapakah Tuhan. Kita harus semakin bungkam tentang diri kita sendiri dan semakin banyak bicara tentang Tuhan. Kita harus semakin menyangkali diri kita sendiri dan semakin mengakui Tuhan kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.