Pelita bagi kakiku

Mazmur 119:97-112

Ayat 105 yang terkenal ini, bukan sekadar slogan untuk digemakan dalam pelatihan-pelatihan BGA (Baca Gali Alkitab). Ayat ini bisa dikatakan sentral dari Mazmur 119. Apa yang pemazmur ungkapkan dari bait ke bait pada hakikatnya ialah suatu ungkapan refleksi dan penghayatan akan kehidupan yang bersumber dan berdasar pada firman Tuhan. Tanpa firman Tuhan, hidup hanya bak tumbuhan ataupun binatang, yaitu hidup semata kodrati. Manusia diciptakan segambar dengan Allah, yang berarti inti kehidupannya ada pada Allah sendiri. Maka, tepatlah kata Tuhan Yesus, "manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4).


Demikian dalam dua bait ini, pemazmur mulai dengan sikap yang benar, yaitu mencintai Taurat (97). Lalu ia melanjutkannya dengan bertekad bulat untuk merenungkan dan mempelajari Taurat (103-104) dan akhirnya memberlakukannya dalam kehidupan, apa pun yang terjadi (106, 112). Pemazmur menyadari Taurat memberinya hikmat yang melampaui orang-orang bijak dan tipu daya musuh (98-100), sehingga menjauhkannya dari kejahatan (101-104). Bahkan penindasan dan ancaman pembinasaan tidak membuat pemazmur menyerah kalah dan tersesat dalam dosa (107-110).


Pegangan hidup yang pasti dalam dunia ini bukan pada segala sesuatu yang dunia ini tawarkan, yaitu kekayaan, kekuasaan, kenikmatan, dst. Semuanya itu bersifat sementara, dalam sekejap bisa hilang. Namun, firman yang hidup itulah yang menjadi kekuatan dan jaminan untuk menjalani hidup sekarang ini, walau tanpa semua yang dunia tawarkan. Juga untuk mencapai hidup yang akan datang, yaitu yang kekal. Bulatkan tekad untuk merenungkan firman-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Anda takkan kecewa. Ayo belajar BGA dengan kami.

Scripture Union Indonesia © 2017.