Keadilan Allah harus ditegakkan

Keluaran 22:1-17

Di mana rasa keadilan?" merupakan pertanyaan yang sering kita dengar berkumandang melalui berbagai media. Kita sering mendengar penjahat besar dihukum dengan hukuman yang ringan sementara rakyat kecil yang melakukan kejahatan demi bertahan hidup, diberikan hukuman yang lebih berat. Perikop kali ini ditujukan untuk menanamkan rasa keadilan di antara umat Israel.


Tuhan adalah Allah yang adil. Umat-Nya pun dituntut untuk berlaku adil. Jika kita melakukan kesalahan ketika menggunakan komputer, kita cukup menekan tombol Ctrl+Z untuk membatalkan tindakan terakhir yang dilakukan. Namun saat sebuah kejahatan terjadi, tidak cukup bila kejahatan itu ditiadakan seolah-olah waktu bisa diputar balik. Sang penjahat tidak cukup hanya mengganti kerugian sebesar perbuatannya, ia dituntut mengganti lebih dari jumlah itu (1, 4, 7, 9). Kejahatan yang melibatkan hasil bumi harus diganti dengan hasil bumi terbaik yang dimiliki oleh si penjahat (5-6). Hal ini dilakukan untuk menimbulkan efek jera, tetapi bisa juga sebagai penggantian atas kerugian potensial yang dia timbulkan.


Dalam hal kejahatan yang dilakukan melibatkan hubungan seksual pra-nikah, maka terlepas dari apakah pernikahan akan terjadi atau tidak, si pria wajib memberikan mas kawin kepada orang tua pihak perempuan. Hal ini menjamin kemerdekaan dan hak-hak si perempuan beserta orang tuanya. Mereka tidak harus terikat dalam pernikahan dengan pria yang mungkin akan memperlakukan si perempuan dengan sewenang-wenang, karena si pria mengira bahwa dengan berbuat tak senonoh ia bisa memperoleh garansi untuk sebuah pernikahan. Kita melihat bagaimana hak dan martabat perempuan diteguhkan dan dijamin oleh hukum sipil Israel.


Hukum Israel mengatur hal-hal sederhana sesuai dengan konteks hidup bangsa ini ribuan tahun yang lalu. Namun dengan membaca perikop ini kita diingatkan kembali pada "rasa keadilan" yang Tuhan ingin agar dimiliki umat. Keadilan yang bukan hanya ada dalam wacana, tetapi nyata dalam sikap dan tindakan terhadap orang-orang yang tertindas dan terpinggirkan.

Scripture Union Indonesia © 2017.