Akibat mengabaikan anugerah

Amos 9:7-10

Dalam sejarah Israel di PL, Israel pernah meminta seorang raja dari Tuhan. Namun Salomo, raja keturunan Daud, berkhianat kepada Tuhan dengan menyembah berhala (1Raj. 11). Lalu Tuhan menghukum Israel dengan memecah kerajaan tersebut pada masa Rehabeam. Wilayah Israel terbagi menjadi Israel dan Yehuda. Israel dengan sepuluh suku menempati wilayah utara. Yehuda dan Benyamin menempati wilayah selatan. Kehidupan rohani kerajaan utara semakin jauh dari Tuhan. Mereka akan hancur di tangan bangsa Asyur.


Setelah Amos menyatakan hukuman Tuhan (9:1-6), Allah menyatakan bahwa kesepuluh keturunan Yakub akan punah. Dalam pengamatan Tuhan mereka telah berbuat dosa. Tuhan akan menampi mereka seperti gandum untuk memisahkan gandum dari kotoran. Mereka seperti kerikil yang tidak lolos saringan. Hidup mereka diperhadapkan dengan pedang dan ketakutan selalu mengancam hidup mereka. Ini perintah Tuhan yang akan terjadi dan sesungguhnya sudah terjadi dalam kehidupan Israel. Bagaimana dengan dua suku lainnya? Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan mereka (8c) karena mereka masih mencari Tuhan. Kelak, Yehuda pun akan hancur melalui penawanan ke Babel karena mereka juga berubah setia.


Israel dihukum karena mereka tidak belajar dari sejarah. Mereka sebenarnya sama seperti bangsa asing lainnya seperti Etiopia, Aram, dan Filistin. Namun mereka mendapat anugerah telah dipanggil keluar dari Mesir untuk masuk dalam hitungan sebagai umat Tuhan. Sepatutnya mereka hidup benar dalam anugerah itu. Namun nyatanya, mereka lebih menyesuaikan hidup dengan bangsa-bangsa lain dan berkanjang dalam dosa.


Kegagalan hidup Israel jadi peringatan bagi kita. Siapakah kita sehingga dijadikan sebagai umat Tuhan yang ditebus oleh darah Kristus? Adakah yang dapat kita bayar bagi karya Yesus? Tidak ada. Semua yang Yesus kerjakan adalah anugerah semata. Semua dilakukan untuk kebaikan kita. Maka sepatutnya kita hidup sebagai orang yang bersyukur, mengandalkan Yesus, dan menikmati pimpinan-Nya seperti yang dijanjikan.

Scripture Union Indonesia © 2017.