Keluarga yang bersatu

Kejadian 44:1-17

Sesudah reuni berlangsung, saudara-saudara Yusuf pasti terkejut ketika melihat kepala rumah Yusuf dan pengawalnya mengejar mereka. Mereka tidak menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat sehingga mereka menjadi sangat terkejut ketika kepala rumah Yusuf menuduh mereka telah melakukan kejahatan. Salah satu saudara mereka dituduh telah mencuri piala perak milik penguasa Mesir. Mereka benar-benar terkejut ketika piala perak itu didapati di karung gandum Benyamin. Mereka sadar bahwa Benyamin akan mendapat hukuman mati dan mereka akan menjadi budak sesuai dengan janji mereka kepada kepala rumah Yusuf (9-10).


Mereka tidak sadar kalau Yusuf sedang menguji rasa persatuan keluarga mereka. Ia ingin memastikan apakah mereka akan mengurbankan Benyamin atau tidak. Itulah sebabnya ia sengaja menempatkan piala peraknya di dalam karung gandum Benyamin. Mengapa hanya Benyamin? Karena Benyamin adalah saudara seibu baginya. Jadi sangat mudah bagi saudara-saudara Yusuf yang tidak seibu untuk mengurbankan Benyamin ketika ada kesulitan yang menimpanya.


Ternyata mereka sudah berubah! Mereka tidak mengatakan apa-apa, tindakan mereka berbicara lebih keras dari kata-kata. Mereka mengoyakkan jubah mereka sebagai tanda kesedihan dan kesusahan yang mendalam, dan bersama-sama kembali ke kota untuk menghadap Yusuf (13). Mereka sebenarnya dapat jalan terus tanpa Benyamin, tetapi mereka berketetapan untuk kembali dan menghadapi akibat apa pun bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah berubah dan sungguh-sungguh sangat perhatian terhadap saudara dan ayah mereka. Berbeda dengan apa yang telah mereka lakukan terhadap Yusuf sebelumnya (Kej. 37:23-36). Mereka telah menanggalkan keegoisan mereka dan bersatu padu untuk menyelamatkan Benyamin, saudara mereka. Bagaimana dengan keluarga kita? Apakah kita juga memiliki rasa persatuan yang kuat dan saling menanggung beban seperti yang ditunjukkan oleh saudara-saudara Yusuf ini?

Scripture Union Indonesia © 2017.