Kedewasaan Yusuf

Kejadian 43:15-34

Sudah belasan tahun, Yusuf dan adiknya, Benyamin, terpisah. Kemungkinan besar Benyamin masih kanak-kanak ketika Yusuf dijual ke Mesir (Kej. 37:27-28). Dan kini ia begitu ingin memastikan bahwa adiknya berada dalam kondisi sehat walafiat. Keinginan Yusuf sangat wajar mengingat dia dan Benyamin memiliki ibu kandung yang sama, Rahel. Ia tidak ingin saudaranya seibu itu mengalami nasib seperti dia, dijual kepada para pedagang dari Midian untuk menjadi budak. Jadi karena itulah ia memaksa saudara-saudaranya dari lain ibu untuk membawa adiknya ke Mesir.


Yusuf sangat terharu hatinya dan merindukan adiknya. Ia menangis ketika melihat Benyamin adiknya dalam kondisi segar bugar tanpa kekurangan apa pun, sehingga ia perlu untuk meninggalkan ruangan agar dapat melampiaskan emosinya (29-30). Yusuf bahkan memperlakukan Benyamin secara istimewa dalam pesta yang diadakan untuk menyambut kedatangannya. Ia memberikan hidangan untuk Benyamin lima kali lebih banyak dibanding saudara-saudaranya yang lain.


Kelembutan hati Yusuf dan perhatian kepada saudara-saudaranya merupakan hasil kasih karunia Allah. Tidaklah mudah bagi Yusuf untuk mempertahankan imannya sebab selama bertahun-tahun ia hidup di Mesir. Di Mesir ia dikelilingi oleh dewa-dewa yang mati dan penyembahan berhala yang sia-sia. Dia bisa saja terpengaruh oleh cara hidup dan kepercayaan orang Mesir. Bisa saja dia mengeraskan hatinya dengan menyimpan dendam terhadap saudaranya. Namun Yusuf memilih untuk tidak melakukan hal itu. Sikap Yusuf benar-benar menunjukkan sikap seorang yang telah dewasa kerohaniannya serta penuh hikmat dari Allah.


Ketika kita hidup di tengah-tengah orang yang tidak percaya, masih mampukah kita mempertahankan iman kepada Allah yang sejati? Ketika kita diperlakukan jahat, masih mampukah kita memelihara kasih karunia di dalam hati kita?


Biarlah Tuhan membentuk kerohanian kita seperti Tuhan telah membentuk Yusuf agar kita pun dapat mempertahankan iman dan mampu menunjukkan kasih kepada sesama kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.