Semua karena kasih

Markus 15:16-20a

Membaca penggalan perikop ini, membuat hati saya konflik. Di satu sisi saya pilu membayangkan apa yang Yesus alami di dalam gedung pengadilan ini. Gedung yang seharusnya menjadi tempat Yesus mendapatkan keadilan justru menjadi saksi penganiayaan yang diterima Yesus. Para serdadu yang menganiaya Yesus justru menikmati apa yang mereka lakukan! Di sisi lain, hati saya terharu karena Yesus diam saja tidak membalas, bahkan kelak di atas kayu salib Ia menyatakan pengampunan-Nya. Apalagi kalau semua itu bukan karena kasih!


Perlakuan yang diterima Yesus di sini merupakan perlakuan di luar kemanusiaan. Yesus diperlakukan bagaikan binatang buruan yang dipermainkan oleh kawanan pemburu lengkap dengan anjing pemburu mereka. Kelakuan sadis prajurit Romawi seperti ini memang sudah dikenal di mana-mana. Demikian juga perlakuan para prajurit yang pro pemerintah Romawi ini sebenarnya tidak sulit diduga. Tuduhan kepada Yesus adalah Ia mengklaim diri sebagai raja orang Yahudi (2), berarti Ia adalah potensi ancaman kepada pemerintah Romawi. Maka tidak mengherankan, olok-olok mereka kepada Yesus pun berupa mahkota duri dan jubah ungu disertai penyembahan yang pura-pura.


Mengapa Yesus sanggup menerima semua ketidakadilan tersebut? Karena kasih! Ia datang untuk melayani dan menyelamatkan manusia berdosa. Maka Ia rela menerima semua ini demi tujuan yang luhur tersebut. Kita bisa meneladani Yesus, mengasihi musuh-musuh iman kita. Pertama, ingatlah kita dahulu juga musuh Kristus. Kita pun terlibat dalam penyaliban Dia! Hal ini akan memungkinkan kita tidak melihat musuh sebagai musuh melainkan orang berdosa yang perlu diampuni dan dikasihi. Kedua, doakan musuh-musuh kita. Mintakan kepada Allah belas kasih dan anugerah untuk mereka, yaitu anugerah yang kita sudah pernah terima dari Dia. Ketiga, bila memungkinkan nyatakan kasih itu dengan tindakan nyata. Allah dapat memakai tindakan nyata kita untuk memenangkan jiwa musuh-musuh kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.