Anugerah: buta jadi melihat

Markus 10:46-52

John Calvin menyatakan bahwa anugerah Tuhan diberikan kepada manusia yang berada dalam kondisi total berdosa agar diselamatkan. Sementara Abraham Kuyper menyatakan bahwa Tuhan berdaulat mutlak atas segala sesuatu, termasuk atas kerusakan total manusia dan memberikan karunia kepada manusia untuk memenuhi panggilan mereka.


Mata Bartimeus berada dalam keadaan rusak total. Namun sekalipun buta, ia dapat mendengar Tuhan Yesus dengan jelas sehingga ia berseru sampai dua kali untuk memohon anugerah Yesus. (47-48). Bartimeus sadar dirinya bukanlah siapa-siapa. Yesus tidak mengenal dia. Tentu tidak aneh bila Yesus menganggap dia tidak penting. Karena itu yang diminta Bartimeus adalah belas kasihan Yesus. Keteguhan Bartimeus dalam memohon menunjukkan keyakinan yang besar bahwa Yesus sanggup menyembuhkan kebutaannya. Ia tidak mudah dilemahkan meski tak ada orang yang bersedia menuntun dia kepada Yesus. Ia tidak patah semangat walaupun orang-orang menyuruh dia untuk diam.


Pertanyaan Yesus, "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?", adalah penyelidikan untuk mengetahui sejauh mana iman dan pengharapan Bartimeus. Lalu Bartimeus menyatakan bahwa yang ia minta adalah agar ia dapat melihat. Dari permintaan Bartimeus, terlihat pengakuan iman akan kuasa Yesus yang sanggup menyembuhkan. Maka Yesus pun mengkonfirmasi bahwa imannya menyelamatkan dia sehingga dalam tindakan tunggal Yesus terjadi dua hal besar dalam diri Bartimeus, yaitu keselamatan rohani dan kesembuhan jasmaninya. Bukan hanya mata jasmaninya yang jadi dapat melihat Yesus secara fisik, mata rohaninya pun dapat melihat kemahakuasaan Yesus.


Sebagai respons, Bartimeus mengikuti Yesus sehingga jalan Yesus menjadi jalannya juga. Bila kita mengaku telah menerima keselamatan, sudahkah jalan Yesus menjadi jalan kita juga? Sudahkah cara pandang Yesus jadi cara pandang kita juga? Kiranya anugerah yang telah kita terima membuat kita dapat melihat hidup dari sudut pandang Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.