Nurani yang menghantui

Markus 6:14-29

Siapa bilang Herodes sudah mati hati nuraninya? Buktinya saat ia mendengar berita marak tentang Yesus yang semakin populer, ia langsung menyimpulkan bahwa Yesus itu adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit dari kematian. Kesimpulan ini pasti timbul dari rasa bersalah yang menghantui Herodes karena telah membunuh Yohanes.


Ada hal menarik saat kita mempelajari relasi Herodes dengan Yohanes Pembaptis. Di satu sisi, Herodes menganggap Yohanes orang suci, berita-beritanya berasal dari Tuhan. Berita Yohanes adalah berita pertobatan dan mengarahkan orang kepada Mesias yang akan datang. Herodes ?senang? mendengarkan Yohanes (20). Di sisi lain, Herodes marah terhadap Yohanes karena Yohanes telah mempermalukannya dengan menegur di depan umum akan perzinaannya dengan Herodias (17-19). Itu sebabnya Herodes memenjarakan Yohanes, tetapi tidak sampai membunuhnya. Lain cerita dengan Herodias yang sakit hati dan dendam, ia mencari kesempatan untuk menyingkirkan Yohanes. Kesempatan itu datang saat putri Herodias mendapatkan janji dari Herodes untuk meminta apa saja. Herodes yang terjebak janjinya sendiri tidak berani menolak permintaan yang seharusnya gugur demi kebenaran, yaitu membunuh orang benar. Herodes lebih mementingkan status dan jabatan sebagai Raja karena itu yang menjadi pusat hidupnya.


Tanpa pertobatan sejati, nurani kita hanya akan menghantui kita. Dosa yang tidak dibereskan membawa rasa bersalah berkepanjangan. Bisa jadi nurani itu kemudian diredam sampai tidak terasa lagi, kebal. Saat itu, kesempatan bertobat pun menipis. Apa lagi orang dalam posisi atau jabatan seperti Herodes. Perbuatan dosanya pasti berdampak bukan hanya pada dirinya atau keluarganya, tetapi juga pada masyarakat yang dipimpinnya. Oleh karena itu, siapa pun Anda jangan pernah menyimpan dosa dan menekan hati nurani Anda. Bereskan dosa Anda di hadapan Tuhan. Minta Dia menyucikan hati nurani Anda. Jangan biarkan gengsi meredam kesempatan bertobat!

Scripture Union Indonesia © 2017.