Keserakahan

Yesaya 5:8-24

Calvin dalam tafsirannya mengutip Krisostomus, "Kalau orang sudah serakah, kalau bisa, matahari pun akan dia ambil dari orang miskin." Ayat 8 mengingatkan kita tentang kejadian yang ramai menghiasi media-media massa kita. Orang yang sudah memiliki begitu banyak kekayaan merasa masih perlu mengambil dari mereka yang berkekurangan. Itulah ciri moralitas bangsa Israel yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.


Sebenarnya, jika semua ladang dan rumah diambil sementara orang-orang miskin tidak beroleh tempat untuk hidup, siapa yang akan mengusahakan tanah itu? Siapa yang akan membeli produk yang ada dan menjalankan roda perekonomian? Ayat 8-10 sangat logis dari sudut pandang perekonomian. Roda perekonomian tidak berjalan karena tidak ada sumber daya untuk mengerjakannya dan tidak ada daya beli pada masyarakat.


Kejahatan orang Israel merambah kepada mentalitas mereka. Mereka hanya ingin berfoya-foya dan menikmati hidup, tidak menggunakan waktu untuk kegiatan bermakna. Hidup tidak dipandang sebagai harta yang harus digunakan dengan bijaksana tapi sebagai lubang hitam yang terus disodori dengan berbagai kesenangan tanpa pernah terpuaskan. Pola pikir mereka bukanlah memproduksi dan mempersembahkan kepada Tuhan melainkan mengkonsumsi dan mempersembahkan pada diri.


Tuhan tetaplah Yang Mahakudus dari Israel. Karakter-Nya nyata dengan konsisten dalam segala keadaan. Tuhan akan menunjukkan siapa Dia sesungguhnya, untuk meluruskan kebengkokan mereka dan membalikkan kekacauan kepada ketertiban (16-17) sehingga mereka yang selama ini berdelusi bahwa mereka baik-baik saja sekonyong-konyong disadarkan bahwa mereka ada dalam masalah besar karena mengabaikan kebenaran Tuhan (18-24).


Tuhan tidak berubah. Selama Dia masih bersabar, Dia masih berikan kita kesempatan bertobat. Kesaksian macam apa yang ditunjukkan kehidupan sosial kita?

Scripture Union Indonesia © 2017.