Hari Tuhan

Yesaya 2:6-22

Di tengah-tengah kejahatan bangsa Israel yang begitu kelam dan kenyataan penghukuman yang di depan mata, pasal 2 memberi secercah harapan bahwa satu saat Tuhan akan memulihkan dunia kepada tatanan yang seharusnya. Nas hari ini dirangkai seputar ayat 11 dan 17 "Hanya TUHAN sajalah yang mahatinggi pada hari itu" dengan klimaks yang dahsyat, agung dan megah di ayat 21.


Manusia menaruh kepercayaan pada banyak hal yang kasat mata: kekayaan, kekuatan militer, juga kepada hal-hal religius. Namun, bagian pertama nas ini (6-11) memaparkan bahwa semuanya sia-sia belaka. Orang Israel yang minder dan kehilangan jati dirinya ini merasa mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, beradaptasi dengan tetangga-tetangga mereka dan alih-alih menjadi saksi Tuhan, mereka malah mengikuti gaya hidup tetangga-tetangga mereka. Ini hanyalah keamanan sesaat. Hari Tuhan akan datang dan mereka akan diliputi rasa takut yang besar. Ayat 10 mengingatkan kita pada kondisi Israel sebelum Tuhan membangkitkan Gideon (Hak. 6:2, 11). Mereka begitu takut dan tak berdaya menghadapi orang Midian sampai-sampai mereka membangun bunker-bunker di gua-gua.


Bagian berikutnya menggambarkan kedahsyatan hari kedatangan Tuhan: bukan saja manusia merasakan akibat dosa mereka, segala benda mati yang menjadi alasan manusia untuk berbangga akan dibabat oleh Tuhan. Penyataan diri Tuhan ini begitu total dan menyeluruh sehingga pohon, gunung, bukit, menara, tembok benteng, kapal, semua sumber kebanggaan manusia akan turut dihukum karena kesombongan dan keangkuhan manusia.


Apa yang terjadi pada manusia di hari itu? Ia akan terhenyak melihat kenyataan bahwa dirinya bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa di hadapan Tuhan. Segala keangkuhannya harus ditelannya: ke tempat-tempat hina ia harus berlindung. Selagi masih ada kesempatan, sadarilah siapa kita di hadapan Tuhan. Rendahkan diri dan berserahlah kepada-Nya. Melalui perilaku dan sikap hidup kita, tunjukkanlah bahwa "hanya TUHAN saja yang mahatinggi."

Scripture Union Indonesia © 2017.