Gunakan perspektif Allah

Lukas 14:1-11

Sebagai anak-anak Tuhan sudah sepatutnya kita menjalani hidup ini dengan mamakai perspektif Allah. Dunia menggunakan perspektif hidup yang bertolak belakang dari cara pandang Allah. Dunia melihat segala sesuatu dari sudut pandang "apa yang aku dapatkan". Kita perlu waspada karena cara pandang seperti ini bisa saja dimanifestasikan menjadi cara-cara yang saleh juga. Namun Allah mengajar anak-anak-Nya untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang "apa yang dapat aku berikan". Sama seperti Dia telah memberikan Anak-Nya untuk keselamatan manusia.


Sekali lagi kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menegur para pemimpin Yahudi yang melarang orang lain melakukan sesuatu pada hari Sabat, tetapi membenarkan diri mereka sendiri ketika melakukan pekerjaan demi kepentingan mereka (lih. Luk. 13:10-17). Tindakan Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang sakit busung air pada hari Sabat adalah perwujudan belas kasih Allah (1-6).


Demikian juga komentar Tuhan Yesus ketika melihat banyak orang berusaha untuk duduk di tempat yang terhormat dalam sebuah pesta. Ia mengingatkan bahwa kehormatan akan diberikan kepada mereka yang rendah hati dan senantiasa memikirkan orang lain untuk kebaikannya. Sebaliknya mereka yang hanya melihat diri sendiri sebagai penting dan utama akan dipermalukan (7-11)


Perspektif dunia "apa yang aku dapatkan" akan menjadikan kita jahat dan munafik. Jahat karena kita akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Munafik karena kita bisa memanipulasi hal-hal rohani untuk kepentingan kita! Sebaliknya, dengan menggunakan perspektif Allah dalam setiap aspek kehidupan yaitu "apa yang dapat aku berikan", hidup kita akan jauh lebih berbahagia. Karena kita sedang meniru Allah melalui Tuhan Yesus, yang telah memberikan diri-Nya untuk kebahagiaan sejati manusia. Bukankah hidup ini akan lebih menyenangkan, bahkan Tuhan pun merasa senang, bila melihat anak-anak-Nya mempraktikkan belas kasih Allah kepada sesamanya.

Scripture Union Indonesia © 2017.