Enam banding satu

Kejadian 2:1-7

Kata "istirahat" dimaknai sebagai berhenti sejenak untuk melepaskan lelah. Lalu bila Allah berhenti dari kegiatan penciptaan alam semesta (2-3), apakah itu terjadi karena Dia merasa lelah dan perlu berhenti untuk beristirahat? Tentu bukan. Dia berhenti pada hari ketujuh untuk menunjukkan bahwa karya penciptaan-Nya telah selesai.


Seolah sesuatu yang memuncak menjadi klimaks, Allah menyebut segala sesuatu yang Dia ciptakan pada hari kesatu sampai hari kelima sebagai sesuatu yang baik, lalu ciptaan pada hari yang keenam Dia sebut sebagai sesuatu yang amat baik. Kemudian Ia memberkati hari yang ketujuh serta menguduskannya.


Berhentinya Allah pada hari ketujuh memberikan struktur waktu bagi manusia, yaitu ada tujuh hari dalam seminggu. Selama enam hari kita diperintahkan untuk bekerja, sementara pada hari ketujuh kita wajib berhenti dari segala pekerjaan kita untuk kemudian beristirahat. Bukankah cukup banyak waktu yang diberikan kepada kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita? Hari ketujuh itu adalah hari pemulihan bagi diri kita secara keseluruhan. Hari, saat kita bisa berhenti dari rutinitas kerja selama enam hari, saat kita dipulihkan, saat kita bisa bersama-sama saudara seiman datang menghadap Allah sebagai komunitas orang beriman, saat kita bisa menghangatkan kasih, kebersamaan, dan keutuhan dalam keluarga. Dengan demikian, ketika memasuki hari berikut kita bisa berada dalam stamina yang maksimal serta semangat yang penuh untuk kembali beraktivitas. Allah telah merancang kita untuk membutuhkan waktu istirahat, maka jangan kita abaikan pola itu. Bila kita tidak peduli, berarti kita mengurangi keefektifan kita dalam berkarya. Padahal Allah telah memberikan pola yang penting bagi kesehatan dan produktivitas kita dalam berkarya.


Mungkin saja kita memiliki pekerjaan yang tidak memudahkan kita mengambil hari istirahat pada hari Minggu. Namun prinsip yang jelas, ambil waktu bagi diri Anda sendiri, bagi keluarga, bagi persekutuan Anda dengan Tuhan, dan sesama seiman.

Scripture Union Indonesia © 2017.