Allah yang mengatur

2 Samuel 16:15-17:14

Masih ingat kolaborasi Daud dan Husai dalam merancang strategi untuk menghadapi Absalom? Waktu itu Daud baru tahu bahwa Ahitofel bergabung dengan komplotan Absalom. Lalu meminta agar Tuhan menggagalkan nasihat Ahitofel kepada Absalom (2Sam. 15:31-37).


Dalam kisah ini, terlihat bagaimana Husai mulai terlibat dalam kancah diskusi tentang strategi berikut yang harus dilakukan Absalom untuk mengukuhkan kedudukannya. Walaupun sebelumnya Absalom sempat mencurigai kehadiran Husai (16:16-17). Mulanya Absalom menanyakan ide Ahitofel mengenai langkah yang harus dia ambil (16:20). Dua ide diajukan oleh Ahitofel. Ide pertama disetujui dan kemudian dilakukan oleh Absalom (16:21-22). Lalu Ahitofel mengajukan ide kedua (17:1-3). Ide ini disetujui Absalom dan tua-tua Israel (17:4). Namun Absalom masih merasa perlu untuk menanyakan pertimbangan Husai (17:5-6). Husai tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Maka dia mengusulkan sebuah strategi (17:8-13). Disini Husai memainkan perannya agar nasihat Ahitofel tidak diikuti Absalom, sebab akan membahayakan posisi Daud. Ternyata Tuhan bekerja dan menjawab doa Daud (17:14). Menurut mereka strategi Husai lebih baik daripada usulan Ahitofel. Maka ide Ahitofel pun ditolak!


Nyata benar pengaturan dan kedaulatan Tuhan. Strategi yang diuraikan oleh Ahitofel sebenarnya lebih baik (17:14). Namun tindakan Absalom terhadap Daud, orang yang diurapi Allah, sungguh tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Maka doa Daud didengar oleh Tuhan. Takhta Israel memang milik Allah, maka Dialah yang berkuasa untuk memilih siapa orang yang akan duduk di takhta itu.


Kisah ini menyadarkan kita bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa atas hidup dan mati orang lain. Bila kita hidup benar di hadapan Allah, maka Allah akan berkenan atas kita. Dan kita pun akan tinggal dalam sejahtera dalam pemeliharaan-Nya, meskipun ada orang-orang yang bermaksud buruk terhadap kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.