Kritis dan objektif

2 Samuel 16:1-4

Apakah yang terjadi apabila kita melayani tanpa disertai ketulusan hati? Mungkin selama jangka waktu tertentu kita berhasil membangun kepercayaan orang-orang di sekitar kita tentang kredibilitas dan integritas yang kita miliki. Namun cepat atau lambat motivasi kita yang sesungguhnya akan terbongkar juga.


Dalam bagian ini kita membaca kisah Daud yang sedang berada dalam pelarian. Tiba-tiba Daud bertemu dengan Ziba. Ziba adalah hamba Mefiboset (3-4). Mefiboset adalah anak Yonatan, sahabat karib Daud. Ziba adalah hamba yang dipercaya oleh Mefiboset untuk mengatur rumah tangganya. Ziba menemui Daud dengan membawa perbekalan untuk Daud yang saat itu sedang berada dalam pelarian. Tampaknya ia datang tanpa sepengetahuan tuannya. Ketika Daud menanyakan kabar Mefiboset, Ziba mengatakan sesuatu yang sebenarnya dapat diragukan kebenarannya (3). Dengan kata lain Ziba memfitnah Mefiboset, tuan yang dia layani. Mengapa? Kalau kita memperhatikan jawaban Ziba maka kita dapat menyimpulkan bahwa ia bermaksud mencari keuntungan bagi dirinya sendiri (4).


Tentu Anda setuju untuk mengatakan bahwa perbuatan Ziba sungguh tidak terpuji. Demi hasrat mendapatkan sesuatu yang lebih, Ziba tega memfitnah tuannya. Dapat dikatakan, Ziba adalah seorang oportunis, yang berusaha memanfaatkan segala kesempatan, bagi keuntungan pribadi. Andai Mefiboset tahu perbuatan Ziba, pastilah kepercayaannya terhadap Ziba jadi hancur. Ziba, entah sadar atau tidak, telah menghancurkan integritas dan kredibilitas dirinya. Orang-orang seperti ini, bukan tidak mungkin, ada di sekitar kita. Menghadapi orang yang demikian, kita harus belajar kritis. Jangan asal percaya, seperti yang telah Daud lakukan (4). Selidiki terlebih dahulu seluruh fakta-fakta yang terkait. Perlu juga belajar menilai segala sesuatu secara objektif. Dan yang terpenting, mintalah Tuhan menyelidiki apakah segala penilaian dan keputusan Anda tentang sesuatu sudah benar.

Scripture Union Indonesia © 2017.