Bermasalah? Datang pada Tuhan

Mazmur 146

Banyak kejadian buruk menghiasi halaman koran dan layar TV kita. Bencana alam terjadi di mana-mana, kekisruhan politik melanda begitu banyak tempat, atau penyakit yang semakin aneh-aneh wujudnya. Belum lagi masalah ekonomi dan pekerjaan yang semakin sulit didapat. Bila salah satu dari hal buruk itu menghimpit kita, apa kita bisa berkata seperti pemazmur, "Pujilah Tuhan, hai jiwaku" (1)?


Mazmur 146 adalah mazmur pertama dari rangkaian lima mazmur haleluya, yang terdiri dari Mazmur 146-150. Kelima mazmur itu memiliki karakteristik sebagai pujian yang bersifat deskriptif. Mazmur 146 ini memang memaparkan bahwa Tuhan yang adalah Pencipta (5-6) dan Raja (10) memperhatikan orang-orang yang beriman kepada Dia, yaitu mereka yang mencari pertolongan-Nya. Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi, bukan hanya peduli pada hal-hal yang besar. Ia juga peduli pada orang-orang yang tertindas, kelaparan, terbelenggu, sakit, atau yang kesepian dan sendirian (7-9). Apakah Allah bisa diharapkan? Ya, Dia setia (6)! Maka pemazmur mengawali dan mengakhiri mazmurnya dengan sebuah panggilan untuk memuji Tuhan (1-2, 10b).


Bagi kita, mazmur ini memberikan sebuah perspektif dalam melihat permasalahan. Bukan memandang seperti seekor katak dalam tempurung, tetapi dari ketinggian hingga bisa memandang lebih luas, seperti mata seekor burung yang sedang terbang. Melihat bukan dari sudut pandang terbatas, tetapi dengan pemahaman bahwa Allah berdaulat dan berbelas kasihan. Maka ketika menghadapi masalah, jangan mencari bantuan dari orang-orang yang berkuasa, baik dalam bidang politik, atas fenomena alam, atau atas penyakit. Hanya kepada Tuhan saja kita patut datang, itulah yang pertama-tama dan yang terutama harus kita lakukan saat mengalami kesulitan. Jangan ragu, mintalah pertolongan-Nya. Dia mau mendengar dan memperhatikan permohonan Anda. Dan saat pertolongan itu datang, pujilah Dia. Bagaimana bila Anda sedang tidak bermasalah? Tetap puji Tuhan tentunya.

Scripture Union Indonesia © 2017.