Jangan cobai Rajamu!

Mazmur 95

Apa dosa umat Israel yang terus menerus diulang? Tidak memercayai Tuhan dengan sepenuh hati! Mereka terus menerus mencobai Dia dengan berbagai hal. Baik dengan menggantikan Dia dengan dewa-dewi bangsa lain, ataupun dengan terus bersungut-sungut untuk setiap masalah yang menimpa hidup mereka.


Berbagai hajaran keras sudah Tuhan timpakan kepada mereka atas ketidakpercayaan mereka. Salah satu yang paling dahsyat adalah ketika mereka harus kehilangan tanah perjanjian dan identitas mereka sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun di mazmur ini (8-11), salah satu hukuman dahsyat paling awal yang diingat pemazmur adalah ketika nenek moyang mereka untuk satu generasi kehilangan kesempatan masuk ke tanah Perjanjian gara-gara sikap tidak percaya mereka kepada Tuhan (lih. Bil. 14).


Hukuman dahsyat Tuhan tidak pernah dimaksudkan untuk menghancurkan melainkan untuk pertobatan. Hukuman dashyat seharusnya menyadarkan mereka, bahwa Tuhan adalah Raja mereka yang berdaulat serta berhak mendapatkan sembah, hormat, dan ketaatan mereka.


Inilah inti dari ayat 1-7. Pemazmur mengajak umat Tuhan beribadah kepada Tuhan dengan masuk ke hadirat-Nya (perhatikan ay. 1 "Mari…"; ay. 2 "biarlah kita menghadap…"; ay. 6 "Masuklah …") karena Tuhan adalah Raja, Sang Pemilik umat-Nya. Dia bukan hanya Raja atas umat-Nya, tetapi atas alam semesta. Tidak ada satu pun di alam ciptaan ini yang dapat berkata, "Aku bebas menentukan hidupku sendiri". Tuhan adalah Raja, berarti Dia harus menjadi segala-galanya bagi hidup umat-Nya. Itu berarti hanya ada kesetiaan tunggal kepada Dia, satu komitmen teguh kepada kehendak- Nya.


Kesadaran bahwa Tuhan adalah Raja yang berdaulat dan pemilik hidup kita seharusnya membawa kita pada ketaatan tanpa syarat. Apalagi di dalam Kristus, Sang Raja yang sudah menang itu, kita dipelihara dengan kepastian dan jaminan penuh dari Tuhan sendiri.

Scripture Union Indonesia © 2017.