Waspada terhadap pengacau

Roma 16:17-24

Betapa indahnya melayani bersama saudara-saudara seiman. Sehati, sepikir, serta saling menopang agar karya Kristus dinyatakan dan dialami oleh banyak orang di dunia ini, sungguh merupakan visi mulia yang sangat ideal. Namun hal tersebut tak boleh membuat orang Kristen lupa realitas manusia berdosa, kenyataan dunia yang diwarnai oleh perilaku egosentris. Bahwa selalu ada lawan atau musuh, baik dari luar yang membenci kekristenan, maupun dari dalam yang menggerogoti kehidupan iman, persekutuan, dan kasih anak-anak Tuhan.


Peringatan Paulus di tengah salamnya kepada jemaat di Roma (3-15) dan dari rekan-rekan sekerjanya kepada mereka (21-23) menyadarkan mereka bahwa di tengah-tengah rekan kerja sejati, bisa hadir musuh dalam selimut. Siapa mereka? Yaitu mereka yang mengajarkan pengajaran yang tidak benar di tengah jemaat. Pengajaran itu lahir dari motivasi untuk kepentingan diri sendiri, bukan demi Tuhan dimuliakan dan jemaat dibangun (17-18).


Bagaimana menyikapi orang-orang seperti itu? Pertama-tama, hindari mereka (17b). Jangan ladeni mereka seakan mereka adalah orang penting atau patut mendapat perhatian kita. Juga jangan biarkan mereka mendapatkan kesempatan untuk mengacau. Jemaat Tuhan harus bersikap tegas terhadap para pengacau tersebut, tentu sambil menjaga diri sendiri agar tidak terlibat dalam kejahatan mereka (19b). Hanya dengan cara demikianlah usaha Iblis untuk mendompleng orang-orang sedemikian tidak akan mendapatkan hasilnya (20).


Benteng yang teguh terhadap serangan ajaran yang sesat, tetapi menarik kedagingan kita adalah pemahaman firman yang benar, persekutuan anak Tuhan yang erat dan intim, serta kesaksian hidup yang mewujudkan kebenaran Kristus. Dengan memprioritaskan ketiga hal tersebut, kita akan lebih mudah untuk bersikap tegas terhadap segala upaya jahat merusak jemaat.

Scripture Union Indonesia © 2017.