Amanat agung

Matius 28:16-20

Untuk apa Yesus masih tinggal empat puluh hari di tengah-tengah para
murid-Nya, setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:3)? Untuk
mempersiapkan para murid menjadi juru berita Injil, dengan
pengajaran mereka dan dengan hidup mereka. Selama tinggal
beberapa waktu dengan para murid, mereka diteguhkan bahwa berita
bohong para imam yang disampaikan oleh para prajurit benar-benar
kebohongan belaka.


Selama empat puluh hari itu Yesus berulang kali hadir di
tengah-tengah mereka. Ia mengajar dan menunjukkan bahwa Diri-Nya
adalah penggenapan nubuat Perjanjian Lama (Luk. 24:27) dan
perkataan-Nya sebelumnya (Luk. 24:44-45). Ia meneguhkan iman
mereka agar mereka tidak ragu-ragu lagi untuk menjadi
saksi-saksi-Nya, dan mengajarkan Kerajaan Allah yang hanya bisa
dimasukkan melalui iman dan kelahiran baru oleh Roh Kudus.


Betul, masih ada yang ragu-ragu (ayat 17), tetapi kelak setelah Roh
Kudus turun, semua akan diperlengkapi kuasa. Sebelum naik ke
surga, Yesus mengklaim dan menegaskan otoritas-Nya di surga dan
di bumi. Dengan otoritas demikian murid-murid dapat bergantung
kepada-Nya dan melaksanakan Amanat Agung yang Yesus berikan,
sebagai saksi-saksi-Nya baik dari Yerusalem sampai ke ujung bumi
karena Injil itu bersifat universal (Kis. 1:8). Mereka harus
pergi, bukan menunggu orang datang kepada mereka. Mereka harus
memuridkan orang lain agar cakap pula memuridkan orang lain
lagi. Akhirnya mereka harus membentuk satu umat Tuhan melalui
baptisan dalam nama Allah Tritunggal agar gereja dapat terus
menjadi saksi. Ia menjanjikan penyertaan yang berkelanjutan dan
kehadiran Roh Kudus yang akan memberikan kuasa kepada mereka.


Kitalah para murid dari proses pemuridan yang mengalir sepanjang
sejarah Kristen. Sudahkah kita memuridkan orang lain agar berita
Injil terus berkumandang dari satu generasi ke generasi lainnya?

Scripture Union Indonesia © 2017.