Sumbernya Tuhan!

Zakharia 4:1-14

Bagaimana seorang pemimpin bisa memimpin umat Tuhan dengan teguh dan
tegar walau tantangannya setinggi gunung dan sedalam lembah?
Tentu bukan dengan mengandalkan kekuatan sendiri, pengalaman
pribadi ataupun keterampilan-keterampilan yang dilatih
semata-mata, tetapi dengan sepenuhnya mengandalkan Tuhan.


Zakharia melihat kandil emas berlampu tujuh dengan tempat minyaknya.
Setiap lampu memiliki tujuh lubang tempat nyala api. Secara
keseluruhan ada empat puluh sembilan nyala api kalau kandil ini
dinyalakan! Bayangkan betapa terangnya! Kandil tersebut bisa
menyala begitu terangnya karena selalu ada persediaan minyak yang
tak habis-habis. Itulah nubuat untuk Zerubabel, keturunan raja
Daud. Ia akan menyelesaikan pembangunan bait Allah dan mengatasi
semua masalah yang ada "Siapakah engkau, gunung yang besar? Di
depan Zerubabel, engkau menjadi tanah rata" (ayat 7-10). Hal itu
terjadi "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan Roh-Ku" yang hadir menyertai Zerubabel (ayat 6).


Dari penglihatan ketiga dan keempat, menjadi jelas siapa figur
mesianik yang dilambangkan oleh dua dahan pohon zaitun (ayat 3,
12-14), yaitu imam besar Yosua dan keturunan raja Zerubabel.
Keduanya berperan besar dalam perampungan pembangunan bait Allah
(lih. Hag. 1:14). Zakharia mendapatkan juga penjelasan mengenai
permata bermata tujuh yang menunjuk kepada "mata TUHAN, yang
menjelajah seluruh bumi" (ayat 10b). Ketujuh mata permata itu
dimengerti sebagai pengawasan Tuhan bahwa pembangunan bait Allah
itu akan membawa efek kosmis, yaitu pembangunan kerajaan-Nya di
muka bumi ini.


Penglihatan-penglihatan yang dilihat Zakharia adalah penyataan
penting mengenai penggenapan rencana Allah buat umat Israel
pascapembuangan. Buat kita umat Tuhan masa kini, karya pemulihan
Tuhan sudah digenapi dalam diri Kristus, di mana figur imam besar
dan raja menyatu!

Scripture Union Indonesia © 2017.