Doa yang tulus

Mazmur 79

Doa macam apa yang sampai ke hadirat Tuhan? Tentu bukan doa yang
dipanjatkan untuk memamerkan kebaikan si pendoa bahwa doanya
layak didengar Tuhan. Hakikatnya itu bukan doa, di hadapan Tuhan
sama sekali tidak ada apa-apanya (band. Luk. 18:9-14). Juga bukan
doa yang isinya memerintah Tuhan agar memberkati kita. Doa
seperti ini memperlakukan Tuhan seperti pembantu saja.


Dalam keadaan terancam bahaya oleh musuh-musuh bangsanya, pemazmur
memanjatkan doa yang tulus. Ia mengakui bahwa semua penderitaan
yang bangsanya sedang alami adalah karena dosa-dosa mereka
sendiri. Ia sadar bahwa hukuman itu memang layak mereka terima.
Namun karena kesadaran akan kebesaran dan kasih setia Tuhan,
pemazmur berani memohon dengan merendahkan diri agar belas kasih
Tuhan dan pengampunan-Nya diberlakukan atas mereka. Agar
penghukuman yang sedang mereka terima segera diangkat. Ia juga
memohon supaya hukuman itu ditimpakan pada bangsa musuh.


Pemazmur minta pengampunan dosa dan pengalihan penghukuman pada musuh
demi kemuliaan Tuhan. Para musuh sedang menista Tuhan dengan
menimpakan segala sengsara kepada umat-Nya. Kalau Tuhan tidak
bertindak menyelamatkan, tentu musuh mengira Tuhan tidak sanggup
menolong umat-Nya. Maka pemazmur meminta agar Tuhan menyatakan
kemuliaan-Nya dengan menolong mereka.


Waktu kita berdoa, biarlah fokus kita adalah Tuhan dan kemuliaan-Nya.
Maka jangan membela diri apalagi mencari kambing hitam. Akuilah
dengan jujur, lalu mohon belas kasih dan pengampunan-Nya.
Bertekadlah untuk hidup lebih berhati-hati, jangan lagi jatuh
pada dosa yang sama. Jangan biar-kan musuh berkesempatan mencela
Allah kita karena kebebalan dan kedegilan hati kita. Maka Allah
yang penuh kasih dan kemurahan akan menyatakan kemuliaan-Nya
dengan menolong kita dan menimpakan hukuman kepada
musuh-musuh-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.