Perilaku sosial-ekonomi cerminan ibadah

Yehezkiel 45:9-25

Waktu saya kecil, ibu saya sering bercerita bahwa ada pedagang yang
menjual beras atau keperluan lain dengan takaran atau timbangan
curang. Beli 3 liter beras ternyata hanya ada 2,8 liter, beli
gula 2 kilogram ternyata hanya ada 1,9 kilogram. Kini ada yang
lebih memprihatinkan, yaitu gunjingan tentang gaji PNS yang tidak
diterima bulat 100%. Masih harus melalui beberapa tahap
pemotongan untuk berbagai kepentingan. Pengurusan izin, surat,
dokumen identitas, dlsb., bisa berpuluh kali lipat dari tarif
resmi (yang memang tidak jelas juga tarif sebenarnya). Lalu
kasak-kusuk tentang para pejabat yang punya simpanan milyaran
rupiah.


Allah murka kepada Israel bukan saja karena telah menodai ibadah
dengan penyembahan berhala. Melainkan juga dengan berbagai
perilaku sosial-ekonomi yang curang, karena serakah (ayat 10-12).
Lalu Tuhan mengecam para pemimpin, sebab hanya orang berkuasa
besar yang dapat melakukan kecurangan besar, dan menyebabkan
orang kecil ikut-ikutan berbuat dosa. Firman yang Yehezkiel
sampaikan membangkitkan kekaguman kita akan kebaikan Allah. Jika
Israel sebelum pembuangan dijebloskan ke dalam kehancuran oleh
ulah pemimpin yang serakah dan yang membelot kepada
berhala-berhala, pemimpin (imam dan raja) dalam era baru akan
memimpin umat dalam keadilan, juga memimpin berbagai ibadah
korban sesuai yang Tuhan atur. Para raja (wilayah politis)
bertanggung jawab supaya berbagai jalan pendamaian yang telah
Tuhan atur sungguh terjadi dan dinikmati oleh umat.


Penyelamatan Kristus sangat radikal, membuat orang percaya menjadi
imamat rajani (ayat 1Ptr. 2:9-10). Bukan saja semua aspek hidup
bernilai sakral, tetapi orang percaya harus membawa shalom dalam
wilayah sosial-politik-ekonomi. Orang percaya harus adil, baik,
murah hati seperti hati Allah. Komunitas Kristen harus beraksi
sebagaimana orang-orang yang telah berada dalam shalom sang Raja
sejati. Maka mari miliki spiritualitas yang merangkul semua aspek
hidup karena Dialah Raja seisi dunia dan sepenuh hidup.

Scripture Union Indonesia © 2017.