Ketika gagal

Markus 14:66-72

Mengapa banyak orang Kristen mengabaikan iman mereka tatkala
diperhadapkan pada kesulitan, masalah, penderitaan, dan
penganiayaan? Bukankah hal itu berarti bahwa mereka telah
menyangkal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka?


Petrus pun menyangkal Yesus tiga kali. Padahal sebelumnya ia
sesumbar tidak akan goyang iman walaupun murid-murid lain
goncang (ayat 27-31). Bahkan terhadap peringatan Yesus pun ia
bergeming. Mengapa hal itu bisa terjadi? Keberadaannya di
halaman Mahkamah Agama dan dekat dengan musuh-musuh Yesus
membuat ia rentan terhadap pencobaan. Sungguh kontras dengan
Yesus saat itu. Yesus diinterogasi dengan intimidasi dan
siksaan, tetapi dengan penuh wibawa Ia menjawab semua tuduhan
palsu para imam. Petrus hanya ditanya oleh orang-orang di
sekeliling dia di halaman rumah imam besar mengenai hubungannya
dengan Yesus. Karena logatnya membuat orang mengira bahwa ia
berasal dari Galilea, sama dengan Yesus. Petrus bukan hanya
menyangkal, tetapi bahkan mengutuk dan bersumpah (ayat 68, 70,
71). Berkokoknya ayam (ayat 72) menjadi peringatan bagi Petrus
yang menggenapi perkataan Gurunya. Penyangkalan terjadi karena
Petrus terlalu yakin akan dirinya sendiri sehingga kehilangan
kewaspadaan untuk berdoa (ayat 38). Syukur kepada Tuhan, Petrus
tidak seperti Yudas Iskariot yang bunuh diri (Mat. 27:5). Ia
menyesali kegagalannya (ayat 72) dan bertobat sehingga Yesus
memulihkan dia (Yoh. 21:15-19).


Gereja atau anak-anak Tuhan yang terlalu percaya diri dan kurang
waspada dapat terjebak seperti Petrus. Situasi kita tidak
berbeda dengan apa yang Petrus alami. Di sekeliling kita banyak
orang yang mempertanyakan iman kita. Oleh karena itu,
berjaga-jagalah dan berdoalah agar Tuhan memberikan kekuatan
kepada kita untuk menghadapi segala tantangan yang menghadang di
hari-hari yang jahat ini. Namun kalau kita sudah gagal,
segeralah datang kepada Tuhan karena pintu pengampunan dan
pemulihan-Nya selalu terbuka.

Scripture Union Indonesia © 2017.