Dengarkanlah Dia!

Markus 9:1-13

Meski sebelumnya Petrus telah mengakui Yesus sebagai Mesias, ia
kemudian menolak perkataan Yesus bahwa Mesias akan menderita dan
mati dibunuh. Bagi Petrus, itu tidak sesuai dengan gambaran
mengenai Mesias yang ada dalam benaknya. Akan tetapi, apa yang
telah Allah tetapkan, itulah yang akan terjadi. Penolakan Petrus
tidak akan mengubah misi yang diemban oleh Mesias.


Namun di dalam kasih karunia-Nya, Allah memberi kesempatan kepada
mereka untuk melihat transfigurasi (perubahan rupa) Yesus (ayat
2-3). Saat transfigurasi, terdengar suara yang memberikan
konfirmasi tentang identitas Yesus sebagai Anak Allah (ayat 7).
Ini menegaskan pernyataan yang terdengar pada saat Yesus
dibaptis (Mrk. 1:11). Konfirmasi ini juga menyatakan kemuliaan
Kristus melebihi Musa dan Elia (band. Ul. 18:15; Mzm. 2:7; Yes.
42:1). Sebagai Anak Allah, kuasa dan otoritas-Nya mengatasi para
nabi.


Suara surgawi itu juga memerintahkan para murid agar mendengarkan
Yesus. Perintah itu seolah menyatakan bahwa sampai saat itu para
murid tidak mau mendengarkan Yesus (ingat saat Petrus menegur
Yesus, Mrk. 8:32). Selain itu, konfimasi tersebut ingin
meyakinkan para murid bahwa meski orang Yahudi menolak Yesus dan
tentara Roma akan mengeksekusi Yesus, Ia tetap berkenan di hati
Allah (band. Mrk. 1:11). Diskusi selanjutnya yang terjadi saat
mereka turun gunung, juga memberikan klarifikasi pada para murid
bahwa kemesiasan Yesus selaras dengan nubuat para nabi dalam PL.
Maka sudah seharusnya murid-murid Yesus tidak meragukan
keberadaan Yesus sebagai Mesias. Lalu bagaimana respons para
murid seharusnya kepada Sang Mesias? Dengarkan Dia! Artinya:
percaya dan taati Dia.


Keinginan agar Tuhan berkarya sesuai kehendak diri bukan hanya
dimiliki Petrus. Kita pun kadangkala demikian. Namun perintah
Allah untuk mendengarkan Yesus juga tertuju pada kita. Bukan
kita yang mengatur Tuhan, tetapi kita-lah yang harus mendengar
suara-Nya dan menaati Dia.

Scripture Union Indonesia © 2017.