Bergumul dengan panggilan

Keluaran 3:10-22

Mengapa Musa menolak panggilan Tuhan untuk menolong umat Israel yang
sedang menderita perbudakan di Mesir? Bukankah hati Allah yang
peduli kepada penderitaan umat-Nya sudah diungkapkan dengan
jelas?


Musa menolak panggilan ini karena dulu ia pernah ditolak oleh
bangsanya sendiri (Kel. 2:14). Bukankah ia seorang buron dari
Firaun (Kel. 2:15)? Musa merasa minder dan tidak layak
menjalankan tugas panggilan Tuhan tersebut. Bertahun-tahun hidup
bergaul dengan ternak, mungkin membuat ia merasa tidak pede
(percaya diri) untuk menghadapi manusia. Musa tidak merasa yakin
bahwa orang Israel bersedia menerima dia sebagai seorang utusan
Allah. Ia merasa belum mantap akan nama Tuhan yang mengutusnya.


Tuhan dengan sabar meladeni penolakan Musa dan menjawab satu persatu
alasannya. Ia menjanjikan penyertaan (ayat 12) dengan bukti bahwa
suatu hari orang Israel akan beribadah di gunung Horeb, di mana
Musa sekarang berada. Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai "Aku
adalah Aku" (ayat 14). Artinya Tuhan adalah Allah yang kekal dan
tidak pernah berubah, baik kemarin, sekarang, maupun
selama-lamanya. Dengan nama ini, Musa diberi otoritas untuk
menyampaikan rencana pembebasan Allah atas umat-Nya kepada
tua-tua Israel (ayat 16-17) dan kepada Firaun (ayat 18). Tuhan
juga memperlengkapi Musa dengan tanda-tanda yang jelas untuk
memaksa Firaun yang keras kepala itu untuk melepaskan umat Israel
(ayat 20). Bahkan mereka akan mengalami kemurahan Tuhan lewat
bangsa Mesir (ayat 21-22).


Apa yang menjadi kendala diri Anda menerima panggilan Tuhan? Apakah
kegagalan masa lalu? Pengalaman ditolak yang memalukan? Ingat,
Tuhan tidak menuntut catatan masa lalu yang tidak bercacat. Yang
Ia minta adalah penyerahan diri kita total kepada-Nya. Dia siap
menyertai kita dan memperlengkapi kita dengan segala yang
diperlukan untuk setiap tugas yang Tuhan percayakan kepada kita.
Ia menuntut kesediaan kita untuk taat kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.