Pembalasan Tuhan

Yeremia 51:52-64

Nubuat penghukuman bagai pedang bermata dua. Di satu sisi, berita
penghukuman menyatakan keadilan Tuhan yang tidak membiarkan dosa
merajalela. Ia akan membalas setiap kejahatan dengan adil. Di
sisi lain, berita itu mengingatkan umat Tuhan agar mawas diri.
Jangan sampai lengah, juga jangan merasa aman berkanjang dalam
dosa! Hukuman Tuhan bisa tiba-tiba jatuh menimpa kita!


Bagian penutup nubuat mengenai penghukuman Babel dimeteraikan dengan
suatu peragaan yang jelas (59-64). Tulisan Yeremia mengenai
malapetaka yang akan menimpa Babel dikirimkan melalui Seraya
untuk dibacakan kepada kaum buangan di Babel. Setelah dibacakan,
secara dramatis kitab ini harus ditenggelamkan di Sungai Efrat
sebagai tanda bahwa Babel akan hancur tanpa dapat dipulihkan
lagi.


Terbukti bahwa Babel tidak memiliki kuasa apa-apa atas bangsa-bangsa
lain kalau bukan Tuhan yang memakainya. Kuasa yang diyakini
bangsa Babel berasal dari sesembahan mereka, akan dihancurkan
(52-53). Keperkasaan militer yang begitu dibanggakan akan menjadi
lemah, tanpa daya sama sekali (55-56). Hikmat bijaksana dari para
pemuka dan kaum cendekiawan Babel bagai keputusan orang mabuk
yang tidak dapat memakai akal sehatnya (57). Semangat bangsa yang
penuh percaya diri dan angkuh akan berganti dengan ratap tangis
ketakutan karena kehancuran yang tak terelakkan akan datang (54).
Inilah pembalasan Tuhan yang mahadahsyat atas perlakuan jahat
Babel terhadap umat-Nya.


Orang yang menjadi musuh Tuhan dan yang memusuhi umat Tuhan tidak
mungkin luput dari hukuman Tuhan, kecuali ia bertobat. Namun
orang yang sombong dan mengandalkan diri sendiri sehingga
terus-menerus hidup sebagai seteru Allah dan umat-Nya, akan sulit
memperoleh pengampunan. Kiranya kita tidak menjadi orang yang
demikian. Karena itu jangan pernah melenceng dari kehendak Tuhan.
Di dalam segala apapun yang kita lakukan, tunduklah pada
kebenaran-Nya dan taatilah firman-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.